Nilai Rupiah Jumat 14 Juni 2024 : Melemah 30 Poin Menjadi Rp16.300 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi turun 30 poin atau 0,18 persen menjadi Rp16.300 per dolar AS -FOTO : ANTARA-

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Kamis 6 Juni 2024 : Menguat Terhadap Dolar AS, Berpotensi Menuju Rp15.900 !

Kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia juga mengalami penurunan sebesar Rp800 miliar menjadi Rp805 triliun atau 14 persen dari total beredar pada 12 Juni 2024.

Penurunan kepemilikan asing ini dapat menjadi indikasi bahwa investor asing sedang mengurangi eksposur mereka terhadap aset-aset berisiko di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Josua Pardede memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan berada di rentang Rp16.225 per dolar AS hingga Rp16.325 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Rabu 5 Juni 2024 : Melemah 45 Poin Menjadi Rp16.265 per Dolar AS !

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Selasa 4 Juni 2024 : Menguat 25 Poin Jadi Rp16.205 per Dolar AS !

Rentang ini mencerminkan volatilitas yang cukup tinggi, yang disebabkan oleh ketidakpastian pasar global serta data ekonomi yang akan dirilis.

1. Dampak Data Sentimen Konsumen AS

Rilis data sentimen konsumen AS memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan nilai tukar, karena sentimen konsumen yang kuat biasanya diikuti oleh peningkatan pengeluaran konsumen, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Jika data yang dirilis sesuai atau lebih baik dari ekspektasi, ini dapat memperkuat dolar AS dan menekan mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Sebaliknya, jika data menunjukkan sentimen konsumen yang lebih lemah dari perkiraan, dolar AS mungkin akan melemah, memberikan sedikit ruang bagi penguatan rupiah.

Namun, dengan ekspektasi inflasi yang melandai, The Fed mungkin akan mempertimbangkan untuk menahan kenaikan suku bunga lebih lanjut, yang bisa menjadi faktor penekan tambahan bagi dolar AS.

2. Pengaruh Kebijakan Moneter Eropa

Selain faktor AS, kebijakan moneter di Zona Euro juga mempengaruhi pergerakan nilai tukar global.

European Central Bank (ECB) yang mempertahankan suku bunga rendah atau mengambil langkah-langkah stimulus tambahan bisa berdampak negatif pada euro, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi arus modal global dan mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan