Desa Pangkul Tertua di Kota Prabumulih Sumatera Selatan : Asal Usul, Sejarah dan Sosok Puyang Tageri !

Desa Pangkul yang masuk wilayah administratif Kecamatan Rambang Kapak Tengah merupakan desa tertua di Kota Prabumulih yang kini berusia 376 tahun-Foto : Dokumen Palpos-
Kuburan Syekh Syailillah kini dikeramatkan oleh penduduk Desa Pangkul.
Lokasi keramat ini terletak dekat Sungai Batang Hari dan dekat dengan pemakaman umum desa.
Desa Pangkul merupakan bagian dari suku Belide, sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa Belide.
Bahasa Belide, yang termasuk dalam rumpun bahasa Melayu, digunakan sebagai sarana komunikasi sehari-hari oleh masyarakat Desa Pangkul.
Beberapa kata dalam bahasa Belide memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu, seperti "urang" (orang), "bibile" (kapan), "ninek" (nenek), dan "budak" (anak).
Meskipun demikian, dalam kegiatan formal seperti belajar mengajar di sekolah, pidato, dan ceramah agama, masyarakat Desa Pangkul menggunakan bahasa Indonesia.
Seiring dengan perkembangan Kota Prabumulih, Desa Pangkul juga mengalami perubahan dalam hal ekonomi dan infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur di desa ini terus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jalan-jalan desa diperbaiki dan diperluas untuk memudahkan akses transportasi. Selain itu, fasilitas umum seperti balai desa, sekolah, dan tempat ibadah juga diperhatikan.
Perekonomian Desa Pangkul sebagian besar bergantung pada pertanian dan perkebunan.
Masyarakatnya banyak yang bekerja sebagai petani, mengolah sawah dan ladang untuk menanam padi, jagung, dan sayuran.
Selain itu, perkebunan karet dan kelapa sawit juga menjadi sumber mata pencaharian penting bagi penduduk desa.
Dengan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai, diharapkan hasil pertanian dan perkebunan dapat lebih mudah diangkut dan dipasarkan ke luar desa, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pendidikan di Desa Pangkul menjadi perhatian utama pemerintah setempat. Beberapa sekolah dasar dan menengah telah dibangun untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak di desa ini.
Selain itu, program-program pendidikan informal seperti kursus dan pelatihan juga diadakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat.