Desa Pangkul Tertua di Kota Prabumulih Sumatera Selatan : Asal Usul, Sejarah dan Sosok Puyang Tageri !

Desa Pangkul yang masuk wilayah administratif Kecamatan Rambang Kapak Tengah merupakan desa tertua di Kota Prabumulih yang kini berusia 376 tahun-Foto : Dokumen Palpos-
Status Kota Prabumulih kemudian ditingkatkan menjadi Pemerintah Kota Prabumulih berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2001.
Peresmian ini dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta, dan pada tanggal 12 November 2001, Gubernur Sumatra Selatan melantik Drs. Sudjiadi, MM, sebagai Pejabat Walikota Prabumulih.
Desa Pangkul merupakan salah satu dari 19 desa yang termasuk dalam wilayah Kota Prabumulih.
Desa ini menjadi bagian dari Kecamatan Cambai dan memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan wilayah ini.
Menurut cerita dari mantan Kepala Desa Pangkul dan Pemangku Adat Desa Pangkul, sejarah desa ini berkaitan erat dengan seorang janda bernama Tuan Ratu Pasir Putih dari Palembang dan putranya, Syekh Syailillah.
Mereka membangun rumah di lokasi yang sekarang menjadi balai desa Pangkul.
Rumah mereka beratapkan bambu yang panjangnya satu meter, dan atap rumah ini disebut Pangkul atau Pangkul Diwa (Pangkul Dewa).
Dari sinilah nama Desa Pangkul berasal.
Salah satu cerita menarik dari sejarah Desa Pangkul adalah legenda Syekh Syailillah dan Si Pahit Lidah.
Syekh Syailillah, yang dikenal sebagai puyang Desa Pangkul, pernah diundang oleh Tuan Adi Putih dari Desa Lembak untuk menghadapi ancaman dari Si Pahit Lidah, seorang tokoh sakti yang ditakuti.
Syekh Syailillah menyarankan Tuan Adi Putih untuk memasak nasi sampai berkerak di kawah besar dan menggantung kerak nasi tersebut di pohon.
Ketika Si Pahit Lidah datang, ia ditantang oleh Syekh Syailillah untuk menebak apa yang tergantung di pohon itu.
Si Pahit Lidah, yang mengira itu adalah madu, ternyata salah.
Syekh Syailillah mengungkap bahwa itu adalah kerak nasi, yang hampir berubah menjadi madu.
Kesaktian Syekh Syailillah membuat Si Pahit Lidah mengakui bahwa ada orang yang lebih sakti darinya di wilayah Belide.