Mengubah Air Selokan Menjadi Bersih: Inovasi dan Dedikasi Warga Surabaya

Aktis Sumarto mengawasi IPAL yang terpasang di kawasan Kebraon Indah Permai, Surabaya, beberapa waktu lalu.-FOTO : ANTARA-

Selain itu, masyarakat perlu menghemat air, menanam pohon atau melakukan reboisasi, serta membuat penampungan air hujan yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga.

Berawal dari kecintaannya pada lingkungan, Aktis, seorang bapak beranak tiga, mengawalinya dengan belajar secara autodidak untuk mengelola air selokan menjadi lebih berguna.

Semua yang dipelajarinya tidak lebih karena rasa sukanya untuk memanfaatkan apa yang telah disediakan oleh Sang Pencipta, tanpa harus merusak lingkungan.

Apa yang ada di dunia ini, terutama di Bumi Pertiwi, memiliki segala yang dibutuhkan manusia, termasuk air yang melimpah.

Meskipun hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA), rasa keingintahuan Aktis untuk mempelajari alam sangat tinggi.

Saat masih di Lamongan, dia sering membaca buku biologi dan mengimplementasikan pengetahuannya di lingkungan sekitar.

Pada tahun 1986, Aktis memutuskan hijrah ke Surabaya untuk memperkuat keilmuannya dan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

Aktis memanfaatkan jurnal penelitian hingga media sosial, seperti penyedia layanan konten video, untuk terus belajar tentang lingkungan.

Bahkan, dia membeli mikroskop digital untuk mengamati bakteri yang digunakan untuk menjernihkan air selokan.

Pria yang memiliki hobi membuat bonsai ini mengaku jatuh cinta dengan bakteri-bakteri tersebut dan sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengamatinya.

Aktis bersyukur dan berterima kasih atas apa yang telah ditunjukkan oleh bakteri-bakteri tersebut.

Dia memandang bahwa mempelajari lingkungan hidup dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga serta melestarikannya.

Selain itu, peduli lingkungan juga bisa menanamkan rasa tanggung jawab, kesadaran diri, dan kepekaan terhadap makhluk hidup dan lingkungan sekitar.

Aktis sering menjadi informan bagi warga atau mahasiswa terkait pengelolaan air, tanaman, hingga perikanan.

Petani dari kampung halamannya di Lamongan juga meniru inovasinya agar tidak menyia-nyiakan air untuk pengairan sawahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan