Mengapa Kita Bekerja ? Memahami Makna Hakiki Pekerjaan dan Martabatnya
Andi Wijaya Adani, Direktur Utama Perumda Tirta Musi Palembang--
Oleh : Andi Wijaya Adani*
JUDUL tulisan ini sengaja menggunakan kata tanya “mengapa”.
Oleh karena kata ini merupakan kata kunci yang digunakan oleh bapak filsuf ternama yaitu Socrates.
Socrates menggunakan kata-kata kunci “mengapa” untuk mencari jawaban hakiki dari suatu masalah.
Jawaban praktis dari pertanyaan di atas adalah seseorang bekerja karena untuk mendapatkan imbalan (baca uang) sehingga imbalan tersebut dapat dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Jawaban ini akan menimbulkan pertanyaan lain “ mengapa orang masih bekerja walau mereka secara finansial telah merdeka ?”.
Berarti ada alasan-alasan lain mengapa sesorang berkerja ?
Sebelum melanjutkan jawaban terhadap pertanyaan kedua, sebaiknya perlu dikupas terlebih dahulu mengenai “bekerja” itu sendiri.
Bekerja adalah aktifitas fisik maupun pikiran dalam mengerjakan, mendesain maupun menyelesaikan sesuatu, dan jika selesai atau memenuhi aturan sesuai dengan kriteria yang berlaku maka akan mendapatkan imbalan dalam bentuk gaji atau penghasilan.
Berdasarkan pusat statistik bekerja adalah melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu dengan maksud untuk membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan perbuatan atau berbuat sesuatu dan menerima upah atau imbalan atas pekerjaan itu.
Berarti dari difinisi di atas tidak dapat menjawab pertanyaan kedua mengapa orang bekerja walau secara finansial dia telah merdeka. Berarti ada aspek lain dari bekerja sehingga ada sebagian orang menganggap bekerja itu sebagai kebutuhan.
Sebenarnya, selain untuk mendapatkan imbalan bekerja juga untuk memenuhi keinginan yang bersifat manusiawi bahwa sebagai manusia kita membutuhkan rasa dibutuhkan oleh orang lain.
Sifat ini timbul karena tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah mahluk sosial.