Memupuk Asa Menjadi Lifter Dunia
Merajut Asa-Foto: ANTARA-
"BRAK-brukk!!", suara hempasan barbel yang berbenturan dengan lantai terlapisi karet terdengar nyaring di ruangan berukuran 6x11 meter yang terletak di Kampung Pabuaran, Desa Jagabita, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Di tempat itulah sejumlah anak secara bergantian saling mengerahkan segala daya dan upaya untuk mengangkat beban yang telah diletakkan pada sebuah stik angkat besi atau bar.
Sekitar 20 anak yang berusia antara 8 hingga 17 tahun dan sebagian besar merupakan anak kurang mampu berlatih angkat besi di tempat tersebut.
Sebuah akademi yang bernama Batavia Bersatu Maju (BBM) atau yang sering disebut juga 6221 Weightlifting Academy bentukan mantan lifter nasional Deni.
BACA JUGA:Pelindo Layani Pengiriman 440 Mobil Listrik World Water Forum
BACA JUGA:Membangun Perilaku Berkelanjutan Demi Melestarikan Air
6221 Weightlifting Academy didirikan oleh Deni, peraih tiga emas Sea Games, diawali dari kegelisahannya atas masa depan olahraga yang telah melambungkan namanya itu.
Pascaolimpiade terakhirnya di Tokyo 2020, Deni berinisiatif untuk membangun sekolah angkat besi untuk melahirkan bibit-bibit muda potensial lifter Indonesia.
Dengan sisa uang hasil bayaran serta bonus-bonusnya, Deni kemudian membeli sejumlah peralatan angkat besi, serta menggunakan gudang di dekat rumahnya sebagai tempat latihan.
Tak lama, akademi bentukannya mulai didatangi anak-anak di daerahnya, satu persatu mereka datang untuk menimba ilmu secara gratis.
BACA JUGA:Dinas Perikanan OKU Minta warga Jaga Ekosistem Ikan di Sungai Ogan
BACA JUGA:TNI AL siagakan 7 KRI di Bali sejak
Tak hanya gratis, Deni pun masih menyokong asupan gizi mereka dengan memberikan mereka vitamin, susu yang diambil dari kocek pribadinya.
“Di awal banyak orang tua yang beranggapan kalau berlatih angkat besi akan berdampak kepada pertumbuhan tinggi sang anak, namun itu tidak ada pengaruhnya, setelah kita jelaskan akhirnya para orang tua sudah mengerti” ujar Deni.