Kisah Muawiyah bin Abu Sufyan (8)

Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan -Foto: Istimewa-

Muawiyah berdalih bahwa untuk menakuti musuh, kehormatan dan wibawa Islam harus ditegakkan.

Namun, ia menegaskan bahwa jika Khalifah Umar tidak setuju, ia siap menghentikan tindakannya tersebut.

Umar, yang memahami situasi tersebut, tidak melarang langkah Muawiyah, selama tugas pokoknya sebagai pengayom dan pelayan rakyat tetap dilaksanakan dengan baik.

Meskipun demikian, Umar bin Khattab pernah menyebut Muawiyah sebagai "Kaisar Arab" karena pendekatan yang agak berbeda dari kebijakan sederhana yang dianut oleh Khalifah Umar.

Namun, peran Muawiyah sebagai gubernur di Syam tidak bisa dianggap remeh.

Wilayah ini dianggap sebagai wilayah yang paling genting bagi Muslimin karena tekanan yang terus menerus dari Kekaisaran Romawi Byzantium.

Meskipun Kekaisaran Persia di timur telah jatuh setelah kemenangan kaum Muslimin dalam pertempuran Qadisiyah dan Nahawanda, tetapi tekanan dari Romawi masih terus berlanjut.

Perbatasan Syam sering kali menjadi tempat terjadinya pertempuran-pertempuran kecil antara pasukan Muslimin dengan pasukan Romawi, terutama di wilayah utara dan pesisir.

Pasukan Romawi yang berbasis di Konstantinopel sering kali melancarkan serangan, sehingga menjaga keamanan dan stabilitas wilayah menjadi prioritas utama bagi Muawiyah sebagai gubernur Syam.

Dengan komitmen yang teguh dan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi wilayahnya, Muawiyah bin Abu Sufyan berhasil menjaga stabilitas dan kesejahteraan bagi kaum Muslimin di Syam, menjadikannya salah satu tokoh yang dihormati dalam sejarah Islam. (*/bersambung)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan