Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Koleksi Warisan Budaya Palembang
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II-Foto: Istimewa-
PALEMBANG – Museim Sultan Mahmud Badaruddin II, yang terletak di jantung kota Palembang, menghadirkan jendela yang menawan ke dalam sejarah dan warisan budaya yang kaya dari wilayah ini.
Dibangun di bekas bangunan rumah residen kolonial abad ke-19, museum ini telah menjadi penjaga tak ternilai dari masa lalu kota ini.
Sejarah panjang museum ini berawal dari lokasi yang mulia, Kuta Lama, istana tua Sultan Mahmud Badaruddin I, penguasa Kesultanan Palembang pada abad ke-18.
Namun, pada tanggal 7 Oktober 1823, Kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah kolonial Inggris, dan istana Kuta Lama dihancurkan sebagai bagian dari hukuman yang dijatuhkan.
BACA JUGA:Makna Nama Musi Al-Mualaf : Masjid Tionghoa yang Jadi Lokasi Wisata Religius di Kota Lubuklinggau
BACA JUGA:Menggali Spiritualitas Lampung: Detik-detik Mendalam di Tengah Destinasi Wisata Religi
Pembantaian yang terjadi di penginapan Belanda Sungai Alur menjadi pemicu untuk tindakan ini, meskipun kemungkinan ada motif politik yang lebih dalam.
Pada reruntuhan istana yang hancur, dibangunlah sebuah gedung baru yang disebut Gedung Siput pada tahun 1824.
Bangunan baru ini, dengan gaya arsitektur yang memadukan elemen Eropa dan tropis Hindia, kemudian menjadi kantor residen kolonial.
Renovasi dilakukan pada tahun 1920-an, menambahkan sentuhan modern dengan kaca-kaca baru.
BACA JUGA:Pariwisata Religi yang Tersembunyi: Keajaiban Makam Kawah Tekurep
BACA JUGA:Mengintip Kekuatan Arsitektur Cina: Kelenteng Chandra Nadi di Palembang
Selama Perang Dunia II, bangunan itu diambil alih oleh militer Jepang sebagai markas mereka.
Setelah Indonesia merdeka, bangunan itu berganti-ganti fungsi, dari markas besar Tentara Nasional Indonesia hingga akhirnya diserahkan kepada pemerintah kota Palembang.