Seruan Persatuan Umat Islam Dunia
Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (World Muslim League/WML) Syekh Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa (ke-9 dari kiri) dalam pertemuan dengan para tokoh agama dan politik Indonesia.-Foto: Antara-
JAKARTA - Seruan untuk memperkuat solidaritas umat Islam kembali digaungkan, kali ini datang dari Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (World Muslim League/WML), Syekh Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa.
Dalam kunjungan resminya di Jakarta, Syekh Mohammed menekankan pentingnya kerja kolektif umat Islam global, termasuk Indonesia, untuk menghadapi meningkatnya gelombang Islamofobia di berbagai penjuru dunia.
Berbicara dalam forum terbatas bersama tokoh lintas sektor—mulai dari ulama, pemimpin organisasi keagamaan, hingga pejabat negara—yang digelar di Kediaman Duta Besar Arab Saudi, Syekh Mohammed menilai bahwa Islamofobia kini bukan lagi isu lokal, melainkan persoalan global yang memerlukan respon terstruktur.
BACA JUGA:Prabowo Kejar Pemulihan Listrik Wilayah Bencana Sumatera
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Kolaborasi dengan TLCI untuk Promosi Wisata dan Aksi Sosial di Pagaralam
Menurutnya, tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam tidak hanya berasal dari pihak luar, tetapi juga internal.
Ia mengungkapkan bahwa sebagian konten propaganda negatif terhadap Islam justru diproduksi oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam namun membawa agenda sempit.
“Fenomena Islamofobia merupakan tantangan serius. Yang mengejutkan, lima puluh persen materi yang memicu kebencian ini justru datang dari kelompok internal yang memiliki kepentingan tertentu,” kata Syekh Mohammed.
BACA JUGA:Kiai Sepuh Panggil Gus Yahya, Begini Penjelasan Lengkap Soal Kisruh di PBNU
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Kolaborasi dengan TLCI untuk Promosi Wisata dan Aksi Sosial di Pagaralam
Ia menambahkan bahwa isu ini menjadi fokus utama dalam konferensi besar yang digelar WML bersama ribuan tokoh Islam internasional di Arab Saudi beberapa waktu lalu.
Dari pertemuan tersebut lahir sejumlah rekomendasi penting, termasuk dorongan agar negara-negara berpenduduk Muslim memperkuat partisipasi dalam kampanye kontra-Islamofobia.
Indonesia, lanjutnya, memiliki posisi strategis untuk memainkan peran lebih besar karena dikenal sebagai rumah bagi umat Muslim terbesar di dunia sekaligus negara yang menjunjung tinggi toleransi dan moderasi beragama.