Wangi Emas Hijau dari Kaki Gunung Kerinci

Wangi Emas Hijau dari Kaki Gunung Kerinci-Foto : ANTARA-

BACA JUGA:Mengakhiri Masa Berkabung Ala Masyarakat Mentawai

Sementara, petugas pengambilan sampel pabrik teh Kayu Aro Elsa Lingga Pradesa menjelaskan, saat ini pabrik memiliki lima petugas khusus untuk pelaksanaan uji laboratorium.

Merekalah bertanggung jawab dalam menjaga mutu teh tua peninggalan masa Kolonial itu.

“Selama proses pengolahan, daun-daun teh akan mengalami perubahan rasa dan warna karena terpengaruh perbedaan suhu saat proses fermentasi. Di situlah uji labor diperlukan untuk memisahkan rasa masing-masing daun,” kata dia.

Teh Kayu Aro memiliki enam cita rasa, meliputi broken orange pecco (BOP), pecco fanning (PF), broken tea (BT), broken pecco (BP), dan dust.

Pada tahun 2025, PTPN IV Region 4 menargetkan dapat memproduksi sebanyak 25 juta kilogram teh atau dua  juta kg lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada puncak musim panen, atau biasa terjadi pada periode November-Desember 2025, perkebunan teh seluas 2.126 hektare itu bisa menghasilkan 100 ton teh basah per hari.

“Sebentar lagi kita akan memasuki musim puncak itu. Dan sekaligus momentum perayaan 1 abad teh Kayu Aro. Tahun spesial yang kami jadikan sebagai pelecut semangat untuk mencapai laba maksimal pada akhir tahun nanti,” kata Delvi.

Teh Kayu Aro telah lama dikenal sebagai teh kegemaran Ratu Belanda dan Inggris.

Namanya telah harum hingga ke Eropa dan Amerika.

Saat ini, sebanyak 80 persen pucuk daun dari tanaman dengan batang dan ranting yang pendek itu sudah diolah dan diekspor ke sejumlah negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Pakistan.

“Emas hijau“ di kaki Kerinci yang telah berumur lebih dari seabad tersebut akan  terus berumur panjang dan menyebarkan wanginya ke berbagai penjuru dunia. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan