Gubernur Herman Deru Hadiri Dies Natalis ke-65 Unsri, Dorong SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045

Gubernur Deru hadiri Dies Natalis Unsri di Kampus Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Senin (03/11/2025)-Foto : Istimewa-

BACA JUGA:DJPb Sumsel Catat Realisasi TKD Sumsel Capai Rp25,86 Triliun

“Artinya, Indonesia akan sejajar dengan negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, Prancis, dan Australia,” ujarnya.

Namun demikian, Mendagri mengingatkan bahwa untuk mencapai status negara maju, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia harus melampaui 12.600 dolar AS per tahun atau setara sekitar Rp 16 juta per orang per bulan. 

“Saat ini pendapatan rata-rata kita baru sekitar Rp 7 juta. Artinya, kita masih termasuk kategori negara berkembang,” paparnya.

Indonesia, kata Mendagri, memiliki modal besar karena sudah menjadi bagian dari forum ekonomi dunia G20. 

Tantangan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keluar dari jebakan kelas menengah. 

“Saat ini proporsi kelas menengah kita baru sekitar 17 persen, padahal untuk menjadi negara maju minimal harus 47 persen. Tapi saya optimistis kita bisa mencapainya,” imbuhnya.

Optimisme itu, jelas Tito, didasari dua hal: perubahan paradigma global dan pengalaman empiris. 

Secara teoritis, dunia tengah mengalami pergeseran paradigma dari realisme ke liberalisme. 

“Pertarungan antarnegara kini tidak lagi menggunakan kekuatan militer, melainkan dominasi melalui instrumen non-tradisional seperti ekonomi, keuangan, teknologi, siber, dan budaya,” terangnya.

Secara geopolitik, Indonesia juga memiliki keunggulan strategis dengan wilayah luas, sumber daya alam melimpah, serta posisi geografis penting di jalur perdagangan internasional seperti Selat Malaka. 

“Kita sebenarnya sudah memenuhi syarat sebagai negara dominan dunia. Hanya saja, mungkin kita sendiri belum sepenuhnya menyadarinya,” ujarnya.

Mendagri menekankan bahwa pembangunan SDM menjadi kunci utama menuju Indonesia Emas. 

“Kita memiliki bonus demografi dengan 65 persen penduduk usia produktif. Tapi bonus ini baru bermanfaat jika kualitas SDM-nya unggul,” katanya. 

Ia mencontohkan Singapura sebagai negara kecil tanpa sumber daya alam, namun berhasil maju berkat SDM yang terdidik dan berdaya saing.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan