Harga Emas Antam Hari Ini, 31 Oktober 2025: Melonjak Tajam Rp42.000 Jadi Rp2,305 Juta per Gram !
Harga emas Antam naik signifikan sebesar Rp42.000 menjadi Rp2.305.000 per gram pada perdagangan 31 Oktober 2025-Foto : Dokumen Palpos-
Analis komoditas memperkirakan tren bullish emas masih akan berlanjut hingga akhir tahun, apalagi jika inflasi di Amerika Serikat kembali meningkat atau jika ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa kembali memanas.
Menurut analis dari Kitco Metals, harga emas berpotensi bergerak di rentang US$2.380 – US$2.450 per troy ounce dalam jangka pendek, tergantung pada data ekonomi AS dan arah kebijakan moneter The Fed.
Sementara itu, sejumlah butik emas di Manado dan Palembang mengaku permintaan emas batangan ukuran kecil (1 gram hingga 10 gram) meningkat signifikan dalam dua hari terakhir.
Banyak pembeli berasal dari kalangan pekerja muda dan ibu rumah tangga yang membeli untuk tabungan jangka panjang.
Emas batangan masih dianggap sebagai salah satu instrumen investasi paling aman di tengah gejolak ekonomi.
Selain tahan terhadap inflasi, emas juga memiliki likuiditas tinggi dan mudah dijual kembali.
Dalam jangka panjang, harga emas Antam menunjukkan tren kenaikan yang konsisten.
Sepanjang tahun 2025, harga emas batangan sudah naik sekitar Rp145.000 per gram dibanding awal tahun yang berada di kisaran Rp2,160 juta.
Para analis menyarankan agar masyarakat tetap memperhatikan waktu pembelian, serta memilih produk emas resmi seperti Logam Mulia Antam atau UBS untuk menjamin keaslian dan sertifikatnya.
Kenaikan harga emas Antam pada Jumat ini menjadi sinyal positif bagi investor yang telah memegang logam mulia sejak awal tahun.
Dengan naiknya harga jual menjadi Rp2,305 juta per gram, emas kembali menunjukkan daya tahannya terhadap gejolak pasar global dan ketidakpastian ekonomi.
Dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif, emas masih menjadi instrumen investasi paling stabil dan diminati masyarakat Indonesia.
Tren penguatan ini berpotensi berlanjut hingga akhir 2025 jika situasi global masih diwarnai ketegangan geopolitik dan pelemahan dolar AS.