Tradisi Ngeteh di Sore Hari, Momen Hangat yang Tak Lekang oleh Waktu di Indonesia
Tradisi Ngeteh di Sore Hari, Momen Hangat yang Tak Lekang oleh Waktu di Indonesia-foto : tangkapan layar ig, click_by_tiana--
LIFESTYLE, KORANPALPOS.COM - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, tradisi ngeteh di sore hari masih menjadi kebiasaan yang lekat di hati masyarakat Indonesia.
Aktivitas sederhana ini bukan sekadar menikmati secangkir teh melainkan juga menjadi simbol kehangatan, kebersamaan dan ketenangan setelah seharian beraktivitas.
Teh, sebagai salah satu minuman paling populer di Indonesia telah lama menjadi bagian dari budaya Nusantara.
Dari Sabang sampai Merauke, masyarakat memiliki cara dan cita rasa tersendiri dalam menikmati teh.
BACA JUGA:5 Tablet Samsung Murah di Bawah Rp1 Juta: Pilihan Ekonomis untuk Belajar dan Produktivitas !
BACA JUGA:Teknologi AI di Tablet Rp1 Jutaan: Seberapa Pintar Galaxy Tab A11 ?
Mulai dari teh tubruk di Jawa, teh tarik di Sumatera hingga teh manis panas yang selalu hadir di setiap warung makan.
Biasanya, momen ngeteh dilakukan pada sore hari antara pukul tiga hingga lima sore.
Waktu ini dianggap paling pas untuk melepas penat sambil menikmati suasana menjelang malam.
Tak jarang, ngeteh ditemani oleh berbagai camilan tradisional seperti pisang goreng, singkong rebus, kue lapis atau risoles.
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Tablet Samsung Terbaik 2025 : Punya Fitur Kelas Flagship, Harga Mulai Rp3 Jutaan !
Perpaduan rasa manis teh dan gurihnya kudapan membuat momen ini terasa semakin istimewa.
Menariknya, tradisi ngeteh juga sering dijadikan ajang bersosialisasi.
Di pedesaan, warga berkumpul di teras rumah atau balai desa untuk bercengkerama sambil menyeruput teh panas.
Sementara di perkotaan, ngeteh kini juga banyak dilakukan di kafe-kafe dengan konsep “tea time” modern tanpa meninggalkan esensi utamanya : menikmati kehangatan bersama orang-orang terdekat.
BACA JUGA:Bedah Spesifikasi iPhone Air : Ponsel Tertipis Apple dengan Bodi Titanium dan Chip Bionic A19 Pro !