Sempat Viral, Pelaku Perundungan di Muratara Akhirnya Dikeluarkan Dari Sekolah

Suasa rapat yang dipimpin Dinas Pendidikan Muratara di SMP Negeri Karang Jaya.-Foto : Dokumen Palpos-
BACA JUGA:Hindari Macet! Dishub Prabumulih Imbau Pengendara Gunakan Jalan Lingkar Timur Saat Karnaval
"Langkah ini diambil agar para siswa lebih peduli terhadap lingkungan sosial dan berani bertindak mencegah kekerasan di sekitar mereka," tegas Widya
Sementara itu, terkait rencana pihak keluarga korban yang ingin melanjutkan kasus ini ke ranah hukum, pihak sekolah menyatakan menghormati keputusan tersebut.
Namun demikian, sesuai arahan dari Kementerian Pendidikan, pihak sekolah tetap menyarankan agar persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan demi kebaikan semua pihak.
BACA JUGA:Karnaval HUT ke-24 Kota Prabumulih Siap Digelar, Kadin Kominfo: Ada 56 Regu Ikut Serta
BACA JUGA:Fadli Zon Berjanji Akan Berikan 3 Bantuan Ke Pemkab OKU
Melalui keputusan rapat tersebut, dikatakan Widya, pihak SMPN Karang Jaya menegaskan bahwa seluruh tindakan yang diambil merupakan bentuk pembinaan dan penegakan disiplin yang berkeadilan, serta bertujuan menjamin lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan.
“Semua langkah yang kami ambil semata-mata demi kepentingan terbaik bagi peserta didik. Kami ingin memastikan bahwa sekolah tetap menjadi tempat yang mendidik, bukan menakutkan,” pungkasnya.
Seperti diketahui kasus bullying sempat viral di media sosial dan membuat heboh warga Muratara dan sekitarnya.
Dalam video yang beredar luas di media sosial itu, terlihat seorang siswi berinisial S menjadi korban kekerasan fisik dan verbal oleh temannya sendiri yang berinisial C.
Ironisnya, S sama sekali tidak melakukan perlawanan saat dipukul dan dicaci maki oleh pelaku.
Sementara sejumlah teman yang berada di lokasi hanya menonton tanpa ada yang mencoba menghentikan aksi tersebut.
Bahkan, beberapa di antara mereka terdengar bersorak dan merekam kejadian itu seolah menjadi tontonan yang menghibur.
“Aku tidak mau berkelahi,” ujar korban S dengan suara pelan, seperti terdengar dalam video yang kini telah ditonton ribuan kali di berbagai platform media sosial.
Beberapa rekaman menunjukkan ada yang mencoba memprovokasi korban agar melawan, namun ajakan itu bukan bentuk dukungan, melainkan diduga hanya untuk memancing duel tidak seimbang.