Bukit Sulap: Paru-Paru Kota yang Kini Jadi Tempat Sampah dan Lenyap Keasriannya

Sejumlah titik kaki bukit sulap kini menjadi tempat pembuangan sampah oleh oknum tak bertanggungjawab.-Foto : Maryati-
BACA JUGA:Perkuat Sinergi untuk Pembangunan Daerah
Sejumlah warga mengaku prihatin dan miris melihat perubahan wajah Bukit Sulap.
“Dulu Bukit Sulap ini indah, bersih, dan ramai dikunjungi. Sekarang malah seperti tempat pembuangan sampah. Kami sedih lihat kondisinya,” ujar Rina, warga Kelurahan Ulak Surung.
Warga lainnya berharap agar pemerintah kota segera turun tangan untuk melakukan penataan dan pembersihan area Bukit Sulap.
BACA JUGA: Dinkes OKU Sebut 17 SPPG Belum Kantongi Sertifikat Higienis
BACA JUGA: BPBD OKU Salurkan Bantuan Logistik Untuk Korban Banjir
“Bukit Sulap itu ikon Lubuklinggau. Jangan sampai rusak hanya karena kurang perhatian dan kesadaran masyarakat. Harus ada langkah tegas agar tidak dijadikan tempat buang sampah lagi,” tambah Amir Sikumbang, warga Lubuklinggau Timur yang kebetulan sedang berkunjung di lokasi itu bersama rekan-rekan kerjanya.
Kondisi Bukit Sulap yang kian kotor tidak hanya mencoreng citra Pariwisata Kota Lubuklinggau, tetapi juga mengancam fungsi ekologisnya sebagai area hijau yang berperan penting menjaga kualitas udara kota.
Pemerhati lingkungan, NN, menyebut bahwa Bukit Sulap sejatinya memiliki nilai ekologis tinggi sebagai “paru-paru” kota.
“Jika kawasan ini rusak dan penuh sampah, bukan hanya estetika yang hilang, tapi juga keseimbangan ekosistem di sekitar kota bisa terganggu. Pemerintah dan masyarakat harus bergerak bersama menjaga kelestarian Bukit Sulap,” tegasnya.
NN berharap Pemkot Lubuklinggau bersama instansi terkait segera melakukan aksi nyata seperti kegiatan clean-up, pemasangan papan larangan membuang sampah sembarangan, serta edukasi lingkungan kepada warga sekitar.
"Bukit Sulap seharusnya tetap menjadi kebanggaan dan simbol keindahan Lubuklinggau, bukan menjadi saksi bisu kurangnya kepedulian terhadap alam," pungkas NN.