Menguji Terobosan Purbaya: Mampukah Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tercapai dari LPS ke Kemenkeu

Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Indonesia -Foto : ANTARA-
Dan kini Purbaya ingin menggabungkan keduanya.
Di atas kertas, terdengar menarik. Namun, apakah birokrasi fiskal dan moneter Indonesia cukup lincah untuk memainkan orkestrasi ini.
Perlu digali pula apakah sektor swasta percaya bahwa ruangnya benar-benar dibuka, atau justru masih terjerat regulasi yang berlapis-lapis.
Suntikan Likuiditas
Bandingkan dengan Korea Selatan dan Jepang. Mereka berhasil keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah bukan semata karena suntikan likuiditas, melainkan karena disiplin.
Kredit diarahkan ke sektor produktif, investasi dituntut mencapai target kinerja. Tidak ada ruang bagi proyek asal jadi.
Bila Purbaya hanya mengulang pola suntikan likuiditas tanpa disiplin, pertumbuhan delapan persen bisa berakhir sebatas euforia jangka pendek.
Di tengah forum itu, ada juga suara optimisme lain.
Pelaksana Tugas Ketua Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono menyebut target delapan persen bisa dicapai dengan kerja keras dan sinergi.
Bahkan Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun yang hadir dalam kegiatan tersebut juga mengakui bahwa sektor riil saat ini sedang kekurangan dana.
Ia yakin Menkeu Purbaya bisa membawa terobosan fiskal.
Tapi, sebagaimana diingatkan Misbakhun, tanpa koreksi struktural, suntikan fiskal tidak otomatis berubah jadi investasi produktif. Kata kuncinya ada di eksekusi.
Momentum memang ada di tangan Purbaya. Ia bisa mengoreksi kebijakan fiskal yang selama ini terlalu bergantung pada belanja pemerintah.
Ia bisa membuka ruang kredit produktif lebih besar, terutama bagi kelompok yang sering terpinggirkan termasuk UMKM, petani, dan komunitas lokal.
Jika ia berhasil, ia bukan sekadar penerus legasi Sri Mulyani, melainkan pembawa arah baru.