Waspadai Hoaks Terkait Demonstrasi, Penjarahan, dan Provokasi Digital

Komjen Pol Dedi Prasetyo, Wakapolri-Foto : ANTARA-

Jika ada konten mengandung DFK, kata Angga, platform harus menindak secara otomatis melalui sistem.

“Kami sampaikan kepada para pemilik platform yang beroperasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk juga patuh terhadap hukum yang berlaku di Indonesia,” katanya.

Terpisah, Menteri Pendidikan Dasa dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti meminta agar para siswa di seluruh Indonesia tidak terprovokasi berita bohong, hingga turut terlibat dalam unjuk rasa atau demonstrasi, bahkan kekerasan.

"Kami mengimbau kepada para siswa di seluruh Indonesia untuk tidak terprovokasi oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Mu'ti usai menghadiri rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta.

Mu'ti menilai provokasi dari berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, atau berita hoaks yang turut menjadi pemicu keterlibatan siswa dalam unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR pada Senin (25/8) lalu.

Oleh karenanya, ia mengimbau para guru dan kepala sekolah untuk memberikan perhatian dan pengawasan kepada siswa agar tidak terlibat dalam kegiatan di luar peran dan tugasnya sebagai pelajar.

Meski unjuk rasa bertujuan menyampaikan aspirasi, Mu'ti menilai para siswa tetap belajar di sekolah sebagai salah satu cara menyampaikan aspirasi.

"Aspirasi kan ada berbagai macam cara kan, jadi sebaiknya para murid itu belajar di sekolah," kata Mu'ti.

Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya akhirnya memulangkan sebanyak 196 anak di bawah umur yang ditangkap saat aksi di depan Gedung DPR/MPR RI pada Senin (25/8), kepada orang tuanya.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary, para siswa di bawah umur itu terlibat perusakan fasilitas umum serta tidak termasuk klaster massa yang menyampaikan pendapat di depan DPR.

"Mereka datang karena ajakan dari media sosial. Kemarin, di jam pelajaran kejadiannya, anak-anak pelajar ini berasal dari Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, ada juga dari Sukabumi," katanya.

Sedangkan, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah menegaskan tidak ada anggota TNI yang ditangkap polisi maupun menjadi provokator pada aksi unjuk rasa  di Jakarta dan daerah lainnya.

“Perlu saya tegaskan bahwa tidak ada anggota TNI yang ditangkap Polri maupun menjadi provokator dalam peristiwa tersebut, itu narasi bohong dan menyesatkan,” kata Freddy dalam keterangan di Jakarta, Minggu (31/08/2025).

Freddy menyampaikan hal itu untuk menanggapi konten maupun narasi yang beredar di media sosial yang menyatakan anggota TNI menjadi provokator bahkan hingga ditangkap dalam aksi demo.

“Kami sangat menyayangkan framing negatif terhadap TNI dan menindaklanjuti hal tersebut,” tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan