Membangun Ekosistem Olahraga Lari di Indonesia: Dari Tren Gaya Hidup hingga Jakarta Running Festival 2025

Terbangunnya ekosistem olahraga lari di Indonesia-Foto : ANTARA-

Yuna Eka Kristina, Head of Public Relations and Digital Le Minerale, menjelaskan bahwa program ini lahir dari pengamatan terhadap meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga lari, khususnya maraton.

Semakin banyak orang yang menjadikan maraton sebagai simbol tantangan diri, namun kesadaran akan pentingnya persiapan menyeluruh masih belum merata.

BACA JUGA:PHBS Kunci Utama Pencegahan Kecacingan di Semua Usia, Obat Cacing Hanya Pelengkap

BACA JUGA:Obati Penyakit Diabetes dengan Jus Tomat + Kacang Panjang

Dari sinilah peran pendampingan profesional menjadi penting, karena mempersiapkan tubuh dan pikiran untuk menempuh jarak jauh bukan sekadar tentang latihan fisik.

Menurut Yuna, program pendampingan penting dirancang untuk membangun komunitas pelari yang sehat dan berkelanjutan, bukan sekadar menyiapkan peserta untuk satu ajang kompetisi.

“Olahraga lari sekarang bukan sekadar hobi, tetapi sudah menjadi bagian gaya hidup. Namun untuk bisa menikmati prosesnya, dibutuhkan panduan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya.

Peran komunitas pelatihan lari yang dikenal dengan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan seperti Gantar Velocity misalnya semakin signifikan di tengah upaya bersama mewujudkan ekosistem olahraga lari yang kondusif di tanah air.

BACA JUGA:Dukung Pertumbuhan Sel dan Tulang dengan Kikil Sapi

BACA JUGA:Turunkan Risiko Demensia dengan Minum Minyak Zaitun

Coach Agung, salah satu pelatihnya, menegaskan bahwa pelari pemula memerlukan panduan detail agar proses latihan berjalan optimal.

Menurutnya, kesalahan terbesar pemula biasanya terletak pada ketidaktahuan tentang teknik dasar, pengaturan tempo, dan manajemen energi.

“Kami membimbing peserta mulai dari fondasi termasuk bagaimana cara berlari yang efisien, mengatur frekuensi latihan, hingga memahami fase pemulihan. Semua dilakukan secara personal dan terstruktur agar mereka siap menghadapi tantangan maraton,” ujarnya.

Program pelatihan ini mencakup kombinasi latihan recovery run, easy run, tempo run, interval, dan long run, ditambah edukasi tentang teknik lari, penguatan otot melalui strength training, dan running drills.

Pendekatan ini bukan hanya untuk meningkatkan stamina, tetapi juga untuk melindungi peserta dari risiko cedera.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan