Sosis Jajanan SD: Lezat, Murah, dan Selalu Jadi Favorit Anak-Anak

Murah, gurih, dan selalu jadi rebutan saat istirahat sekolah. Siapa yang rindu jajanan SD ini-foto:Istimewa-
Sosis jajanan SD berbeda dengan sosis premium yang biasa ditemukan di supermarket.
Umumnya, jajanan ini menggunakan sosis murah yang dijual dalam kemasan besar.
Teksturnya lebih kenyal, rasanya tidak terlalu dominan daging, tetapi justru inilah yang menjadi ciri khas dan daya tariknya.
Biasanya, sosis dipotong membentuk “kembang” di ujungnya agar ketika digoreng tampak lebih menarik.
Setelah matang, penjual akan menambahkan saus tomat, saus cabai, mayones, atau bumbu tabur sesuai selera pembeli.
Ada juga yang menyajikan dengan baluran tepung krispi sehingga lebih renyah saat digigit.
Meski digemari anak-anak, sosis jajanan SD seringkali menjadi sorotan para orang tua dan pemerhati kesehatan.
Hal ini karena tidak semua sosis yang digunakan memiliki kandungan gizi yang baik.
Sebagian besar terbuat dari campuran tepung, perisa, dan sedikit daging ayam atau sapi.
Kandungan proteinnya relatif rendah dibandingkan dengan sosis premium.
Selain itu, cara pengolahan yang tidak higienis dapat menimbulkan risiko kesehatan.
Minyak goreng yang digunakan berulang kali, saus curah tanpa label, serta penyimpanan sosis yang tidak tepat bisa menimbulkan masalah, seperti sakit perut hingga keracunan makanan.
Meski begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa sosis jajanan SD tetap menjadi bagian dari kenangan manis masa kecil.
Karena itu, para orang tua disarankan untuk tetap mengawasi anak dalam memilih jajanan, sekaligus mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan.
Dinas Kesehatan dan Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) kerap melakukan sosialisasi mengenai keamanan pangan di lingkungan sekolah.