Torehkan Prestasi Gemilang, PEP Prabumulih Field Catat Lonjakan Produksi Minyak dan Gas Tembus 935 Persen

Perwira memeriksa kran gas terproduksi di Stasiun Pengumpul Gas-foto:dokumen palpos-
BACA JUGA:Layanan Samsat Lubuklinggau Dikeluhkan Warga, Ini Penjelasan Kepala UPTB !
“Pengeboran sumur LBK-029 (LBK-INF16) menggunakan Rig PDSI 29.3 / D1500-E berjalan aman tanpa kecelakaan kerja, dengan catatan 50.000 jam kerja selamat,” imbuhnya.
Keberhasilan lain yang tak kalah membanggakan adalah penyelesaian pengeboran yang berlangsung 14 hari lebih cepat dari jadwal.
Hal ini dicapai tanpa adanya Non-Productive Time (NPT), yang biasanya menjadi tantangan besar dalam dunia pengeboran migas.
Lebih mengejutkan lagi, efisiensi waktu ini turut berkontribusi pada penghematan biaya operasional yang sangat signifikan.
PEP Prabumulih Field berhasil menekan anggaran hingga USD 2 juta dari perencanaan awal.
Efisiensi tersebut menjadi bukti nyata penerapan prinsip operational excellence yang berkelanjutan di tubuh Pertamina.
“Capaian ini bukan hanya sekadar angka, tetapi juga simbol keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya secara efisien, efektif, dan berkelanjutan,” tegas Djudjuwanto.
Selain pencapaian produksi dan efisiensi biaya, keberhasilan pengeboran sumur LBK-INF16 juga menorehkan prestasi di aspek keselamatan kerja (HSSE – Health, Safety, Security, and Environment).
Dalam dunia migas, keselamatan kerja menjadi prioritas utama. Setiap aktivitas pengeboran selalu diiringi risiko tinggi, baik terhadap pekerja, peralatan, maupun lingkungan sekitar.
Namun, PEP Prabumulih Field berhasil menjalankan seluruh tahapan operasi dengan zero accident.
Catatan 50.000 jam kerja selamat menjadi bukti nyata bahwa budaya keselamatan sudah benar-benar melekat dalam setiap lini operasional.
Bagi Pertamina, keselamatan bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan sebuah budaya kerja yang harus dijunjung tinggi demi keberlangsungan operasi dan kepercayaan publik.
Capaian dari PEP Prabumulih Field melalui sumur LBK-INF16 jelas memberikan kontribusi besar dalam mendukung kedaulatan energi nasional. Dengan tambahan produksi minyak sebesar 2.468 BOPD dan gas sebesar 2.806 MMSCFD, pasokan energi domestik semakin terjaga.
Tak hanya mendukung kebutuhan energi nasional, keberhasilan ini juga memperkuat posisi Pertamina sebagai tulang punggung sektor migas tanah air.