IDAI Bongkar 6 Mitos Keliru Seputar MPASI yang Perlu Diketahui Orang Tua

IDAI tepis sejumlah mitos tak tepat seputar pemberian MPASI-Foto : Istimewa-
Hal ini dikarenakan protein hewani merupakan nutrisi makro yang penting untuk mencegah terjadinya stunting.
Hal ini juga berhubungan dengan mitos pemberian hati ayam yang dinilai berbahaya untuk MPASI, karena hati ayam dinilai sebagai jeroan yang kotor dan menjadi sumber racun untuk bayi.
BACA JUGA:Obati Batuk dan Sakit Tenggorokan dengan Kantong Semar
BACA JUGA:Kurangi Plak Gigi dan Jaga Kesehatan Mulut dengan Lidah Buaya
IDAI menepis hal ini, karena dari deretan sumber protein hewani, hati ayam merupakan protein hewani yang mengandung banyak vitamin dan mineral terutama zat besi.
Fakta menunjukkan bahwa dalam 100 gram hati ayam terdapat 10 miligram zat besi, zat besi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang menjalani MPASI berfungsi untuk menjaga anak terhindar dari anemia defisiensi zat besi.
Takhayul lainnya terkait MPASI yang tak kalah menyesatkan adalah pemberian makanan harus dipapah atau dikunyah oleh orang tua baru diberikan kepada bayi dengan maksud agar makanan lembut dengan alami.
"Syarat MPASI yang benar adalah aman dan higienis. Artinya kalau dipapah atau dikunyah dulu sama ibunya itu sudah tidak sejalan dengan syarat tersebut. Karena ketika dipapah ada potensi media penularan bakteri ataupun patogen. Karena sudah tidak aman dan higienis," kata dokter Winra.
Terakhir, takhayul terkait MPASI yang ditepis oleh IDAI adalah larangan pemberian makanan bertekstur pada bayi jika belum memiliki gigi.
Takhayul ini jelas menyesatkan, IDAI menyebutkan pemberian MPASI justru merupakan periode emas untuk bayi belajar tekstur makanan dengan mengunyah dan menelan.
Jika periode pengenalan tekstur terlewatkan maka dikhawatirkan anak malah mengalami gangguan kemampuan makan.
Oleh karena itu, sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan MPASI dengan ragam teksturnya sudah harus dikenalkan pada saat bayi berusia enam bulan dimulai dengan makanan padat lumat dan secara perlahan teksturnya ditingkatkan mengikuti pertumbuhan anak. (ant)