Sekolah Rakyat Harapan Putus Rantai Kemiskinan

Sekolah Rakyat Kunjungan Ortu-Foto: Istimewa-

Sekolah Rakyat hadir dengan pendekatan yang lebih luwes dibanding sekolah formal lantaran mengedepankan kolaboratif dan empati.

"Kami ingin semua tumbuh bersama, semua setara," katanya.

Terpisah, Sekolah Rakyat Handayani Jakarta Timur masih akan membahas jadwal khusus untuk kunjungan orang tua (ortu) kepada anak mereka di institusi pendidikan itu.

"Kunjungan orang tua nanti akan dijadwalkan. Tapi yang pasti, kalau mau mengunjungi pasti diizinkan," kata Kepala Sekolah Rakyat Handayani Jakarta Timur Regut Sutrasto di Jakarta Timur, Selasa (15/07/2025).

Regut menyebut, keputusan hari khusus untuk kunjungan orang tua masih dalam tahap pembahasan.

Untuk pekan pertama masuk sekolah, kata Regut, jadwal kunjungan direncanakan pada Minggu (20/07/2025).

"Belum (final jadwalnya), rencana sih masih dibahas nanti progres sambil berjalan. Rencana hari Minggu nanti ada untuk pekan ini," ucap Regut.

Menurut Regut, prioritas saat ini memberi kesempatan bagi siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan asrama dan pola belajar baru.

Sekolah ingin memastikan bahwa para siswa memiliki cukup waktu untuk membangun kebiasaan belajar, kedisiplinan, serta melatih keterampilan sebelum interaksi eksternal diperluas.

"Yang jelas biarkan nanti anak-anak biar berpola dulu di sini, berpola belajar, melatih kemahiran terlebih dahulu, membangun ritme belajar. Kunjungan tetap akan difasilitasi dan disambut baik," tegas Regut.

Sekolah Rakyat Handayani Jakarta Timur yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial ini mulai melakukan pembelajaran normal dan penuh pada pekan depan.

Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan untuk menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mengacu pada Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.

Sekolah dengan konsep berasrama ini bersifat gratis, mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA.

Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan