Wali Murid Tak Perlu Rebutan Kursi di Hari Pertama Masuk Sekolah di Palembang

Siswa baru masuk sekolah hari pertama di SDN 200 Palembang. Foto: antara --
PALEMBANG - Sekolah di Kota Palembang, Sumatera Selatan mengatur pembagian kursi siswa baru untuk mencegah perebutan antarsesama wali murid, yang ingin anaknya duduk di bangku paling depan.
Pada hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2025, Senin, di SD Negeri 200 Palembang yang terletak di Jalan Meranti, Kelurahan Kemasrindo, Palembang, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Biasanya orang tua siswa atau wali murid harus datang lebih awal dan berjuang mendapatkan bangku depan untuk anak-anak mereka. Tahun ini sistem tersebut telah berubah secara signifikan.
Pihak sekolah, dalam hal ini para guru dan wali kelas, telah mengambil kebijakan baru dengan menetapkan pembagian kursi berdasarkan tinggi badan dan postur fisik siswa.
BACA JUGA:Bahas Penguatan Kerja sama Pertahanan
BACA JUGA:Gelar Operasi Tilang pada 14-31 Juli 2025
Anak-anak yang bertubuh kecil atau pendek akan duduk di barisan depan, sementara yang memiliki postur lebih tinggi ditempatkan di bangku bagian belakang.
"Tujuannya agar seluruh siswa dapat melihat papan tulis dengan jelas tanpa terhalang teman di depannya, serta untuk menciptakan suasana kelas yang lebih tertib dan nyaman sejak hari pertama," ujar Kepala Dinas Pendidikan Palembang Adrianus Amri.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang juga mengimbau agar seluruh sekolah di wilayahnya menerapkan sistem pembagian kursi yang adil dan proporsional, guna menghindari insiden perebutan kursi oleh wali murid yang kerap terjadi setiap tahun ajaran baru.
“Kami minta agar sekolah-sekolah tidak lagi membiarkan praktik rebutan kursi," katanya.
Sementara itu, salah satu wali murid, Desi (30) menyambut baik kebijakan tersebut. Ia mengaku lega dan senang dengan sistem baru yang diterapkan sekolah karena tidak perlu lagi datang pagi-pagi sekali demi mendapatkan bangku depan untuk anaknya.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Kerahkan Segala Daya Tangani Karhutla
BACA JUGA:Jadi Contoh Komunitas Kedaerahan yang Kuat
“Saya rasa ini sangat bagus. Anak saya juga jadi tidak stres. Guru sudah atur tempat duduk sesuai tinggi badan, jadi tidak ada lagi yang iri atau kesal karena tidak dapat duduk di depan,” ujar Desi.