Tuhu Bangun: “Lurus dan Fokus Bangkitkan PTPN I!”

Region Head PTPN I Regional 7, Tuhu Bangun, saat memberikan motivasi kepada peserta pelatihan “Enhancing Operational Excellence” di Palembang, Senin (7/7/25).-Foto : Istimewa-
Dalam paparan cepat dan lugasnya, Tuhu Bangun menepuk dada semua peserta dengan berbagai pengalaman pribadi selama berkarir di dunia PTPN.
“Lurus dan Fokus kepada Kebangkitan PTPN I” dia sampaikan sebagai target jangka pendek yang harus dicapai dengan seluruh potensi yang ada.
BACA JUGA:Tekankan Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan Anak
BACA JUGA:Desa Karang Raja Lestarikan Tradisi Melemang
“Anda tahu penjual kelapan muda (dugan) ? Mereka pedagang hampir tanpa modal yang berpikir dan bergerak out of the box. Jika kebanyakan pedagang mencari tempat dagang di keramaian, pedagang dugan memilih jalanan sepi, di bawah rindang pohon, tanpa jaminan laku. Mereka hanya punya nyali dan keyakinan bahwa rezeki dibagi Tuhan dengan adil. Satu niat mulianya adalah melayani orang-orang yang kehausan untuk mendapatkan kesegaran,” kata Tuhu Bangun menggambarkan tentang model berpikir menggambarkan tentang model berpikir kreatif dan inovatif atau banyak diistilahkan out of the box.
Ilustrasi pedagang dugan diterjemahkan Tuhu Bangun sebagai contoh bagi seorang pimpinan untuk memutus kebuntuan kreativitas.
Peserta pelatihan yang selangkah lagi bisa menjadi manajer, kata dia, harus memiliki improvisasi dari sekadar menjalankan rutinitas harian.
Tanpa pembaruan yang bisa mengubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa dengan nilai tambah, suatu sistem tak akan bergerak dari tempat alias stagnan.
Dalam konteks pesan “Lurus dan Fokus Kebangkitan PTPN I”, Tuhu Bangun mempersyaratkan setiap unsur pimpinan di semua level untuk memiliki minimal empat kepekaan rasa sejati.
Yakni, kepekaaan rasa memiliki bahwa seluruh sumber daya di perusahaan sebagai aset yang harus dijaga. Rasa kepekaan bertanggung jawab atas apa saja yang terjadi dan seluruh dinamikanya.
Rasa kepekaan terhadap sesuatu yang harus diprioritaskan dalam perusahaan. Dan kepekaan rasa terhadap situasi krisis di perusahaan.
“Seluruh elemen, apalagi unsur pimpinan, harus menghayati empat sense kepada perusahaan. Pertama, sense of belonging atau rasa memiliki; kedua sens of responsibility atau tanggung jawab; ketiga sense of urgency, bisa cepat memilah dan memilih yang prioritas; keempat sense of crisis, memahami dan bersikap positif ketika ada kesulitan di dalam perusahaan. Ada lagi, sense of continues introspection, kesadaran untuk introspeksi diri,” kata dia.
Region Head yang pernah random memimpin di beberapa PTPN ini juga mewanti-wanti kepada peserta untuk tidak mengambil kesempatan dan menikmati zona nyaman di perusahaan.
Menurut Tuhu Bangun, zona nyaman adalah simpul dari satu rangkaian operasional manajemen yang mematikan progresivitas sistem.
Sebaliknya, ia mememinta setiap pimpinan untuk mempertaruhkan amanah yang diemban untuk mengambil risiko-risiko strategis untuk kemajuan bersama.