Jembatan Muara Lawai Ambruk Angkutan Batu Bara Distop

AMBRUK : Tidak kuat menopang beban, jembatan di ruas jalan nasional tepatnya Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, ambruk.-foto:dokumen palpos-
BACA JUGA:KDKMP di Muara Enim Terealisasi 100 Persen
"Seperti yang teman-teman ketahui di lokasi tersebut telah menanggung kapasitas yang melebihi, dengan lebar jembatan hanya 6 meter itu sudah tidak memungkinkan truk bisa masuk secara bersamaan," ujarnya.
Sehingga dengan begitu kata dia terjadi tumpukan beban di bagian tengah jembatan, pihaknya setiap tahun selalu melakukan tindakan preventif terhadap jembatan tersebut.
Hanya saja, setiap jembatan memiliki kapasitas maksimum, jika dilalui dengan kapasitas yang over maka akan mengakibatkan hal demikian.
Terpisah, Nopan (32), sopir truk Mitsubishi Fuso warna orange Nopol BG 8625 EK milik PT TBP, mengatakan sebelum kejadian kendaraan yang ia kemudian melaju dari arah Muara Enim menuju Lahat.
Setiba dilokasi saat melewati jembatan, kata dia, tepatnya diujung jembatan (Antar Aspal-Jembatan. Dari arah berlawanan datang tiga mobil truk Hino sarat muatan batu bata beriringan masuk jembatan sehingga menyebankan jembatan ambruk.
"Aku tuh la nak sampai diujung jembatan datang mobel angkutan batu bara sekali tigo masuk jembatan galo.Langsung ambruk jembatan mobel aku langsung tepundur," jelasnya.
Pantauan dilapangan, ambruknya Jembatan Muara Lawai, menyebabkan penumpukan kendaraan angkutan batu bara di Batas Kota Muara Enim - Lahat dan Terminal Regional Muara Enim.
Jembatan dengan panjang 50 meter dan lebar 6,1 meter tersebut ambruk sekitar pukul 23.30 WIB, mengakibatkan 4 kendaraan pengangkut batu bara nyaris masuk kedalam sungai.
Salah satu supir angkutan BBM, Apid (28) mengaku telah terjebak ke macetan sejak subuh, diakuinya hal ini berdampak pada distribusi bahan bakar minyak ke perusahaan.
Setelah kejadian, pihak berwajib membuka jembatan yang kembar yang selama ini sedang di rehab.
Namun karena masa rehab jembatan tersebut hanya dilalui angkutan bertonase maksimal 12 ton.
"Hal ini tentu berdampak terhadap kami, karena distribusi BBM ini terhambat, kami sudah melakukan koordinasi dengan perusahaan tinggal tunggu petunjuk," ujarnya.
Terpisah, Warga Muara Enim, Rasyid (32) mengeluhkan kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan SMB II Muara Enim tepatnya di seputaran terminal regional.
Pasalnya banyak angkutan batu bara penuh muatan terparkir di Badan Jalan, sehingga beberapa kendaraan pribadi melakukan putar arah dan mencari jalur lain.