Tragis ! Buruh Pemeras Minyak Tewas Mengenaskan, Diduga Jadi Santapan Buaya

Tangkapan layar video viral evakuasi korban serangan buaya di Sungai Dawas-foto:dokumen palpos-

BACA JUGA:2 Pelaku Rudapaksa Anak Bawah Umur Diamankan

BACA JUGA:Kasus Racuni Adik Ipar dengan Jamu Sianida Dituntut Hukuman Mati

Meski demikian, belum ada rekaman langsung peristiwa penyerangan oleh buaya yang bisa diverifikasi secara visual.

Sementara itu, Kapolsek Sungai Lilin, Iptu Jon Kenedi saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan mayat pria dewasa di lokasi yang dimaksud, namun menyebutkan bahwa laporan resmi dilakukan di wilayah hukum Polsek Keluang.

Informasi tersebut kemudian diperkuat dengan temuan Tim Gabungan dari Ditpolairud Polda Sumsel, Satpolair Polres Muba, dan Polsek Sungai Lilin yang berhasil mengevakuasi korban pada Minggu siang (29/6) sekitar pukul 11.00 WIB.

Korban diketahui bernama Liswandi (42), warga Dusun V, Desa Srigunung, Kecamatan Sungai Lilin.

Ia ditemukan dalam kondisi tubuh membengkak, berlumur minyak, tanpa luka bakar, dan dengan pakaian yang masih lengkap, di pinggir Sungai Dawas, tidak jauh dari lokasi sumur minyak ilegal yang sebelumnya dilaporkan terbakar.

Meski awalnya ramai disebut tewas diterkam buaya, hasil pemeriksaan awal dari tim evakuasi menunjukkan tidak ada luka terbuka yang mengindikasikan gigitan binatang buas.

Tubuh korban ditemukan utuh namun membengkak dan dalam kondisi sudah meninggal dunia, diduga akibat tenggelam atau kelelahan saat mencoba menyelamatkan diri dari kebakaran atau kemungkinan lain.

“Korban tidak ditemukan luka terbuka atau luka bakar. Tubuhnya masih utuh, namun seluruh bagian tubuh berlumur minyak. Dugaan sementara korban jatuh ke sungai dan tenggelam,” terang petugas dari Satpolairud.

Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Sungai Lilin menggunakan ambulans, namun pihak keluarga, dalam hal ini keponakan korban Alfin (19) dan kakak korban Nadi (45), menolak dilakukan autopsi medis dan meminta agar jenazah segera dimakamkan.

Polisi pun menghormati keputusan tersebut dan membuat berita acara penolakan autopsi.

Kematian Liswandi kembali menyoroti maraknya praktik pemerasan minyak ilegal di kawasan Musi Banyuasin, terutama di Kecamatan Sungai Lilin dan sekitarnya.

Meski berkali-kali aparat gabungan melakukan razia, penutupan, dan pembongkaran sumur minyak ilegal, aktivitas ini masih berulang karena alasan ekonomi warga yang sebagian besar menggantungkan hidup dari praktik berisiko tinggi tersebut.

Pemerintah dan aparat penegak hukum sebenarnya sudah mengeluarkan berbagai imbauan dan maklumat untuk menghentikan aktivitas illegal drilling karena membahayakan keselamatan jiwa dan lingkungan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan