Tragis ! Buruh Pemeras Minyak Tewas Mengenaskan, Diduga Jadi Santapan Buaya

Tangkapan layar video viral evakuasi korban serangan buaya di Sungai Dawas-foto:dokumen palpos-

KORANPALPOS.COM - Masyarakat Musi Banyuasin (Muba) dihebohkan dengan kabar tragis seorang pemeras minyak ilegal yang diduga tewas diterkam buaya di Sungai Dawas, Kecamatan Sungai Lilin.

Kejadian ini menyebar cepat di media sosial, memunculkan berbagai spekulasi dan reaksi publik, terutama terkait aktivitas illegal drilling yang masih marak di wilayah ini meski telah berulang kali dilarang oleh aparat.

Informasi awal peristiwa ini viral lewat postingan beberapa akun media sosial lokal, salah satunya akun Instagram @miminsekayu.

Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa insiden terjadi pada Sabtu malam (28/6) sekitar pukul 20.00 WIB, saat korban tengah melakukan aktivitas ilegal berupa pemerasan minyak di kawasan rawa Sungai Parung, wilayah yang disebut berada dalam konsesi PT Hindoli Cargill.

BACA JUGA:Gilo ! Dua Beranak Lakukan Aksi Keji, Rudapaksa Anak dan Adik Tiri hingga Hamil

BACA JUGA:Dugaan Korupsi Dana Hibah PMI Banyuasin Naik Tahap Penyidikan : Tinggal Tunggu Hasil Audit Kerugian Negara !

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB, salah satu warga yang sedang meras minyak di Sungai Parung jadi santapan buaya liar. Jenazahnya alhamdulillah sudah ditemukan," tulis akun tersebut, lengkap dengan satu foto korban dan video wawancara saksi mata.

Dalam video yang tersebar, seorang pria yang mengaku bernama Basuki menjelaskan kronologis kejadian dengan logat khas daerah Muba.

Ia menyebut bahwa korban sempat dikejar seekor buaya besar dari tengah sungai hingga akhirnya diterkam di pinggir sungai, saat sedang membawa empat jeriken minyak hasil pemerasan.

BACA JUGA:Mobil Box Bermuatan Es Krim Walls Dicuri di Indomaret Prabumulih, Berhasil Ditemukan Tim Sunyi Senyap di PALI

BACA JUGA:Pemuda Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk di Dada Kanan: Polisi Lakukan Penyelidikan !

“Die dikejar (buaya) dari tengah sungai, dapat disikak nah (pinggir sungai),” ujarnya.

“Kami lagi duduk di sikak. Die ngunde bos (jeriken) 4 ikok, telihat nian buayenye,” tambah Basuki.

Cerita ini langsung menyedot perhatian publik, bahkan menjadi perbincangan hangat warga di sekitar Kecamatan Sungai Lilin dan sekitarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan