Kasus Racuni Adik Ipar dengan Jamu Sianida Dituntut Hukuman Mati

Ilustrasi Rika Amalia racuni adik ipar dengan jamu sianida hingga meninggal dunia-Foto: Istimewa-

Banyak pihak juga menyoroti lemahnya sistem deteksi dini terhadap konflik internal keluarga yang bisa berujung kekerasan dan pembunuhan.

Sidang lanjutan akan digelar pada Kamis, 22 Mei 2025, dengan agenda mendengarkan keterangan lebih lanjut dari terdakwa secara langsung.

Majelis hakim akan menggali lebih dalam tentang latar belakang psikologis terdakwa, serta kemungkinan ada pihak lain yang terlibat atau mengetahui rencana tersebut namun memilih bungkam.

Jaksa pun berencana menghadirkan ahli toksikologi dan psikologi forensik dalam sidang mendatang, untuk memastikan seberapa terencana dan kejam tindakan terdakwa secara ilmiah dan hukum.

Sementara itu, masyarakat terus mengikuti jalannya persidangan ini dengan penuh perhatian, berharap agar kasus ini menjadi preseden penting bagi penanganan kekerasan berbasis dendam pribadi dalam lingkup keluarga.

Psikolog keluarga dari Universitas Sriwijaya, Dr. Reni Mulyani, mengungkapkan bahwa kasus seperti ini seringkali bermula dari komunikasi yang buruk dan tidak adanya ruang aman untuk menyampaikan perasaan dalam keluarga.

“Kalau dendam atau rasa sakit hati terus dipendam, terutama dalam hubungan keluarga yang dekat, maka ketika meledak, bisa sangat destruktif,” ungkap Reni.

Ia juga menyarankan agar masyarakat lebih peka terhadap tanda-tanda gangguan emosi pada anggota keluarga, dan tidak segan untuk mencari bantuan profesional.

Menurutnya, tindakan Rika Amalia tidak hanya tindakan kriminal, tetapi juga cerminan dari masalah psikologis dan sosial yang serius.

Media sosial menjadi tempat pelampiasan emosi banyak pengguna internet yang menanggapi kasus ini.

Banyak yang menyuarakan kemarahan, kesedihan, bahkan ketakutan. Sebab, modus menggunakan jamu sebagai alat pembunuhan adalah hal yang tidak lazim dan mengerikan.

“Zaman sekarang, bukan cuma makanan yang perlu hati-hati, tapi juga jamu dari keluarga sendiri. Miris,” tulis salah satu pengguna Twitter.

Banyak pula yang menuntut pengetatan penjualan bahan kimia berbahaya secara online, serta pengawasan lebih ketat oleh pihak berwajib.

Intinya, kasus Rika Amalia vs Aisyah bukan hanya persoalan pembunuhan biasa.

Ini adalah cermin dari bagaimana dendam dalam keluarga bisa berkembang menjadi bencana ketika tidak diatasi dengan cara sehat dan bijaksana.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan