Minta Pemerintah Antisipasi Penutupan Selat Hormuz

Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini-Foto: antara-

JAKARTA  - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini meminta pemerintah segera mengambil langkah antisipasi yang konkret dalam menghadapi potensi krisis yang disebabkan penutupan Selat Hormuz oleh Iran.

Selat Hormuz, menurut dia, adalah jalur pelayaran vital bagi pasokan energi global dan setiap gangguan di wilayah tersebut akan berdampak langsung pada stabilitas harga energi serta kelancaran rantai pasokan internasional, termasuk ke Indonesia.

"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah," kata Amelia di Jakarta, Selasa.

BACA JUGA:Tekankan Sinergi Umara dan Ulama

BACA JUGA:Kejagung Periksa Nadiem Makarim

Menurut dia, kementerian yang perlu mengambil langkah antisipasi itu meliputi Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perdagangan, hingga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Langkah yang perlu diambil mencakup pengamanan jalur alternatif distribusi, peningkatan cadangan strategis nasional, dan kerja sama dengan negara-negara mitra di ASEAN serta mitra global lainnya.

"Keputusan Parlemen Iran untuk menyetujui penutupan Selat Hormuz merupakan perkembangan geopolitik yang sangat serius dan patut menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia," kata legislator yang membidangi urusan internasional dan pertahanan tersebut.

BACA JUGA:Posisi Dubes RI untuk AS Masih Kosong, Presiden Prabowo Godok 5 Kandidat

BACA JUGA:Dewan Usul Legalkan Sabung Ayam

Dia mengatakan stabilitas nasional dan ketahanan energi tidak boleh terganggu oleh konflik regional yang semakin kompleks.

Untuk itu, dia meminta agar isu tersebut segera menjadi perhatian dalam forum-forum internasional yang diikuti Indonesia, guna mendorong penyelesaian damai dan menjaga jalur pelayaran internasional tetap terbuka serta aman bagi semua negara.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin menjelaskan bahwa Selat Hormuz merupakan jalur strategis pengiriman minyak mentah yang menghubungkan Teluk Persia dengan pasar dunia. Setiap hari, menurut dia, ada sekitar 20-30 persen minyak mentah global melewati jalur ini.

BACA JUGA:Cegah Penyiksaan Lewat Sinergitas

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan