326 Brigade Pangan Terbentuk: Sumsel Pimpin Sumatera Dalam Upaya Ketahanan Pangan

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono.--

KORANPALPOS.COM - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat capaian signifikan dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui pembentukan 326 Brigade Pangan di berbagai wilayah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 306 Brigade Pangan telah aktif beroperasi, menjadikan Sumsel sebagai provinsi dengan jumlah Brigade Pangan terbanyak di Pulau Sumatera.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono, dalam keterangannya di Palembang, Kamis (12/6).

“Ini adalah pencapaian penting dalam mendukung ketahanan pangan dan optimalisasi lahan pertanian. Dari sisi jumlah, kita tertinggi di Sumatera, dan kita ingin itu juga berarti tertinggi dalam produktivitas,” tegas Bambang.

Brigade Pangan Sumsel difokuskan di daerah sentra produksi pangan seperti Kabupaten Banyuasin, Ogan Ilir, dan OKU Timur, terutama di kawasan yang sedang atau telah dilakukan optimalisasi lahan (Oplah) dan cetak sawah baru. Keberadaan brigade ini dinilai krusial dalam menggenjot hasil produksi pangan dan memastikan tidak ada lahan yang dibiarkan menganggur.

BACA JUGA:BPJS Kesehatan Gandeng Media Sosialisasikan Program JKN

BACA JUGA:Harga Emas Menjadi Rp10.300.000 Per Suku

Setiap kelompok Brigade Pangan mengelola lahan minimal 200 hektare, dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat melalui bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) senilai Rp3 miliar per 200 hektare. Bantuan ini berupa traktor roda dua dan empat, pompa air, serta mesin panen combine harvester.

Dalam operasionalnya, Brigade Pangan menerapkan sistem bagi hasil. Dari keuntungan hasil panen, 70 persen menjadi milik brigade, sedangkan 30 persen diserahkan kepada pemilik lahan. Skema ini dinilai adil karena mendorong produktivitas dan kerjasama antara pengelola dan pemilik lahan, sekaligus meningkatkan efisiensi pertanian.

“Dengan sistem ini, petani yang tidak mampu mengelola lahannya secara mandiri bisa tetap memperoleh hasil, sementara brigade mendapatkan lahan untuk digarap secara kolektif,” jelas Bambang.

Brigade Pangan juga menjadi bagian dari solusi atas krisis regenerasi petani yang tengah dihadapi Indonesia, termasuk Sumsel. Berdasarkan data Dinas Pertanian, sekitar 60 persen dari 1,2 juta petani aktif di Sumsel berusia di atas 45 tahun, menunjukkan minimnya keterlibatan generasi muda di sektor pertanian.

BACA JUGA:Dorong Masyarakat Sumsel Rencanakan Haji Sejak Dini

BACA JUGA:Sekda Palembang Aprizal Sidak Pasca Idul Adha

“Kalau dulu kita kenal istilah petani milenial, kini kita bawa semangat itu lewat Brigade Pangan. Kita ingin pertanian menjadi bidang yang menarik dan menjanjikan bagi generasi muda,” tambahnya.

Pemerintah Provinsi Sumsel bersama Kementerian Pertanian RI terus mendorong agar brigade ini bukan hanya berfungsi sebagai alat produksi, tetapi juga sebagai wadah pelatihan, edukasi, dan penguatan kelembagaan petani muda.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan