Penularan Dengue Hanya Lewat Gigitan Nyamuk Betina Aedes Aegypti: Bukan Antar Manusia !

Ilustrasi nyamuk sedang menghisap darah pada kulit seseorang-Foto : ANTARA-
Dr. Mulya juga menegaskan bahwa virus dengue tidak menular melalui droplet, aerosol, atau sentuhan langsung dengan penderita.
Penularan hanya terjadi jika nyamuk Aedes aegypti menggigit orang yang terinfeksi, kemudian menggigit orang lain.
BACA JUGA:Jeruk Kunci Segar: Si Kecil yang Kaya Manfaat dan Segar Diseruput
BACA JUGA:Tingkatkan Kesehatan Kulit dan Ginjal dengan Wortel
“Jangan salah paham. Ini bukan seperti flu atau COVID-19 yang bisa menular lewat napas atau batuk. Dengue hanya bisa menyebar lewat gigitan nyamuk,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak masyarakat untuk terus menerapkan langkah-langkah pencegahan klasik yang dikenal dengan 3M Plus, yaitu:
- Menguras tempat penampungan air minimal sekali seminggu,
- Menutup rapat tempat penampungan air,
- Menimbun atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air hujan.
Selain itu, tindakan tambahan (Plus) seperti penggunaan obat anti-nyamuk, pemasangan kawat kasa, dan memelihara ikan pemakan jentik juga disarankan.
“Seringkali kita lupa memeriksa tempat-tempat tersembunyi di rumah. Misalnya bagian bawah dispenser, vas bunga, tempat minum hewan peliharaan, dan celah-celah di kamar mandi yang bisa menjadi sarang nyamuk,” ujarnya.
Seiring perkembangan teknologi, kini masyarakat juga bisa memanfaatkan vaksin dengue sebagai langkah perlindungan tambahan.
Vaksin ini telah tersedia dan bisa diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa berusia 6 hingga 45 tahun, dengan dua dosis dalam interval tiga bulan.
“Efektivitas vaksin untuk mencegah dengue berat mencapai 86 persen, itu sangat tinggi,” jelas dr. Mulya.
Namun ia mengingatkan bahwa vaksin bukan pengganti langkah-langkah pencegahan dasar, melainkan pelengkap dari upaya proteksi menyeluruh.
Selain vaksin, inovasi lain dalam pengendalian dengue adalah penggunaan nyamuk Aedes aegypti yang disuntik bakteri Wolbachia.
Bakteri ini mencegah virus dengue berkembang dalam tubuh nyamuk, sehingga meski menggigit, nyamuk tersebut tidak dapat menularkan virus.
Teknologi ini telah diujicobakan di beberapa wilayah di Indonesia dan menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam menurunkan jumlah kasus dengue secara signifikan.