Komunikasi Keluarga Berperan Tekan Pengaruh Konten Negatif pada Anak

Ilustrasi salah satu anak sedang bermain gawai. -Foto: ANTARA-
KORANPALPOS.COM - Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar, Bali Nena Mawar Sari S.Psi., Psikolog, Cht menyampaikan komunikasi keluarga terutama orang tua berperan penting dalam menekan pengaruh konten negatif di internet pada anak.
"Menekannya kembali lagi kalau misalkan di luar sana apa pun menunya kita bersaing dengan apa yang ada di dalam rumah. Dalam artian bagaimana bentuk komunikasi dengan orang tuanya di rumah," kata Nena saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.
Nena menilai internet dan media sosial bisa menjadi sarana yang bermanfaat tergantung pada bagaimana menggunakannya.
BACA JUGA:Obati Penyakit Campak dengan Air Kelapa
BACA JUGA:Sehatkan Mata dan Tulang dengan Sayur Remayu
Namun, jika dipergunakan secara berlebihan akan membawa dampak yang tidak baik, seperti memicu kenakalan remaja hingga pergaulan bebas pada anak.
Menurut dia, pengaruh negatif dari internet dan media sosial yang memicu kenakalan remaja lantaran beredarnya konten-konten yang tidak disaring dengan baik.
"Konten pembulian, konten yang berbau pornografi, dan juga tentang bagaimana orang boleh nge-roasting atau berbicara kasar dengan teman-temannya. Nah itu yang memicu kenakalan remaja," ujarnya.
Sementara munculnya pergaulan bebas pada anak dari pengaruh buruk internet, menurut Nena, lantaran kemudahan mengakses aplikasi yang memicu sebagai sarana bisa bertemu dengan orang asing, seperti aplikasi kencan.
BACA JUGA:Jeruk Kunci Segar: Si Kecil yang Kaya Manfaat dan Segar Diseruput
BACA JUGA:Lancarkan Peredaran Darah dan Cegah Anemia dengan Bayam Jepang
Hal itu membuat anak bisa menjadi menormalisasi untuk ketemu dengan orang asing, kemudian bertransaksi hingga bertukar informasi tentang hal-hal yang negatif, seperti balap liar, pornografi, narkoba, dan lain sebagainya.
Menurut Nena, anak-anak yang sering terlibat dalam kenakalan remaja atau kekerasan karena tidak merasa memiliki tempat aman di rumah.
Sementara, bentuk perhatian dan komunikasi yang baik dari orang tua, anak akan lebih cenderung mampu menolak ajakan untuk mencoba dari bahaya konten negatif di luar rumah.