Jafar/Felisha Terhenti di Perempat Final

Ganda campuran Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu-Foto: Antara-
SINGAPORE - Ganda campuran Indonesia Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu terhenti di babak perempat final Singapura Open 2025.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Jumat, Jafar/Felisha mengakui ketangguhan ganda China Guo Xin Wa/Chen Fang Hui dua gim langsung, 8-21, 22-24.
"Hasilnya memang belum seperti yang diharapkan tapi tetap bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan hari ini. Tadi kami sudah mencoba berbagai cara, segala pola untuk menang," kata Felisha dikutip dari PBSI.
BACA JUGA:Dembele On Fire! PSG Bidik Treble Winners
BACA JUGA:AVC Nations Cup 2025: Ini Daftar Skuad & Jadwal Lengkap Skuad Voli Putri Indonesia
Felisha mengaku bahwa gaya permainan dari ganda unggulan keempat pada turnamen kelas BWF 750 ini sangatlah menyulitkan terlebih Guo Xin Wa/Chen Fang Hui mampu mengantisipasi setiap pola serangan yang dilancarkannya.
"Di gim pertama tekanan lawan sangat keras, kami banyak kaget. Antisipasi mereka lebih siap dari kami. Di gim kedua kami mencoba balik menekan tapi kurang beruntung di adu setting. Kami terlalu hati-hati, banyak tanggung dan akhirnya mati sendiri," ungkap Felisha.
Senada dengan Felisha, Jafar mengatakan bahwa penampilannya pada pertandingan kali ini sempat terlambat panas karena tekanan yang terus dilancarkan oleh ganda China membuat mereka kesulitan mengembangkan pola serangan di awal.
BACA JUGA:Eliano Reijnders Absen Bela Timnas vs China dan Jepang, Dampingi Istri Melahirkan
BACA JUGA:Hasil Drawing Grup J Kualifikasi AFC U-23 2026: Indonesia Jadi Tuan Rumah, Korea Jadi Ancaman!
"Di gim pertama kami tidak bisa keluar dari tekanan sampai sebenarnya masuk ke gim kedua. Kami mulai menemukan pola permainan menjelang akhir pertandingan dan ternyata sudah terlambat. Sayang saja tadi tidak bisa maksimalkan keuntungan saat bisa membalikkan keadaan," ucap Jafar.
Dengan kekalahan ini, Felisha mengaku akan melakukan evaluasi terutama saat menghadapi poin-poin kritis agar bisa berusaha tetap tenang dan mengontrol permainan.
"Pelajarannya kami harus bisa lebih tenang di poin-poin kritis, startnya juga tidak boleh ketinggalan. Adapatasi dan _feeling_ di lapangan harus lebih cepat dan lebih matang," kata Felisha. (ant)