Investasi Kesehatan Jangka Panjang Dimulai dari Pencernaan

Ilustrasi usus-Foto : ANTARA-

Perubahan mikrobioma usus yang tidak seimbang dapat memicu inflamasi sistemik, suatu kondisi peradangan kronis yang sering tidak disadari namun berdampak besar pada kesehatan jangka panjang.

Dr Sae-Lao menekankan pentingnya pola makan dan gaya hidup seimbang sebagai strategi utama merawat kesehatan usus.

BACA JUGA:Atasi Infeksi Saluran Kemih dengan Daun Kacang Panjang

BACA JUGA:Redakan Rematik dan Atasi Penyakit TBC dengan Daun Duduk

Beberapa anjuran yang diberikan antara lain:

  • Konsumsi serat alami dari buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
  • Makanan berprobiotik seperti yogurt, kefir, tempe, dan hasil fermentasi lainnya untuk menjaga populasi bakteri baik di usus.
  • Hindari makan terburu-buru dan biasakan mengunyah makanan dengan baik.
  • Minum cukup air untuk membantu proses pencernaan.
  • Hindari makan berlebihan menjelang tidur agar sistem cerna tidak bekerja terlalu keras saat malam hari.

“Masyarakat perlu melihat kesehatan usus sebagai aset jangka panjang. Sama seperti kita menabung untuk masa depan finansial, menjaga pencernaan hari ini akan sangat menentukan bagaimana tubuh kita berfungsi lima, sepuluh, bahkan dua puluh tahun ke depan,” tutur Dr Sae-Lao.

Peringatan Hari Kesehatan Pencernaan Sedunia menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sistem cerna dalam menopang kesehatan secara menyeluruh.

Tema ini juga menyoroti peran preventif gizi dan edukasi dalam mencegah penyakit-penyakit kronis yang berakar dari gangguan pencernaan.

Kementerian Kesehatan RI pun menegaskan bahwa gangguan saluran cerna dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup, terutama jika dibiarkan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, edukasi seputar pencernaan sehat perlu diperluas, mulai dari tingkat rumah tangga hingga komunitas.

Berbagai studi global menunjukkan bahwa sistem pencernaan yang sehat berkorelasi dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, obesitas, gangguan autoimun, hingga depresi.

Ini karena mikrobioma usus memiliki koneksi langsung dengan sumbu otak-usus (gut-brain axis) yang memengaruhi fungsi neurologis dan psikologis.

Dengan kata lain, menjaga pencernaan bukan hanya urusan perut, tapi juga soal menjaga suasana hati, imunitas tubuh, hingga umur panjang yang berkualitas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan