Pemimpin Harus Bertindak Cepat dan Tepat

Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) saat memberikan kuliah umum bertajuk "Meet the Leaders, Leading Through the Storm: Resilient Leadership in Time of Crisis" di Universitas Paramadina-Foto: Antara-
BACA JUGA:DPR Minta Pemerintah Perjelas Narasi Program 3 Juta Rumah
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut memberikan masukan terhadap pemimpin yang berada di tengah badai, seperti harus tetap bersikap tenang dan fokus.
"Ibarat kapal yang sedang berada di tengah badai, seorang pemimpin harus tetap tenang dan fokus bagaimana mencari solusi agar kapalnya tidak karam," katanya.
Selain itu, saat krisis seorang pemimpin juga harus bisa berkomunikasi secara efektif dengan rakyatnya.
BACA JUGA:Teken MoU Kerja Sama Hukum Organisasi Nirlaba
BACA JUGA:Prabowo-Megawati Masih Sering Komunikasi Ringan
Seorang pemimpin, menurut JK, harus bisa menjaga emosi agar tidak tergesa-gesa dalam pengambilan kebijakan serta membutuhkan pengalaman dalam menghadapi setiap masalah.
Tak lupa JK juga membagikan pengalamannya saat mendamaikan konflik Poso, Ambon, dan Aceh serta berbagai kebijakan yang diambilnya saat Indonesia menghadapi krisis pada tahun 1998 dan 2008.
Berbagai kebijakan dimaksud seperti saat menaikkan bahan bakar minyak (BBM), menaikkan harga minyak tanah dan menghapus subsidi, serta membagikan bantuan langsung tunai (BLT) saat itu.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Ancam Copot Pejabat Jika Tak Mau Sederhanakan Regulasi
BACA JUGA:Harap Makkah Route Ditambah di Tiga Wilayah Indonesia
JK mengklaim bahwa pada masa pemerintahannya terdapat kebijakan kenaikan harga minyak tanah dan harga BBM terbesar, yang tidak diikuti demo besar-besaran.
"Karena saat itu diumumkan pada saat menjelang puasa dan orang berpikir untuk aksi demo saat berpuasa. Jadi, itulah perlunya mengeluarkan kebijakan yang tepat dan strategis," ungkap JK. (ant)