Kue Apam: Kuliner Tradisional yang Terus Melekat di Hati Masyarakat

Kue Apam, si manis lembut warisan leluhur, masih jadi primadona di acara adat dan momen spesial-foto:Istimewa-
Tak heran jika banyak warga yang masih mempertahankan resep turun-temurun, bahkan menjadikan kue Apam sebagai usaha rumahan. Salah satunya adalah Ibu Fatimah, warga Pesisir Barat, Lampung, yang telah membuat Apam selama 30 tahun.
“Resep ini warisan dari nenek saya. Dulu kami buat untuk kenduri, sekarang saya jual juga lewat media sosial. Alhamdulillah, banyak peminatnya, bahkan dari luar daerah,” ujarnya saat ditemui di rumah produksinya.
Melihat antusiasme masyarakat terhadap makanan tradisional, Kue Apam berpotensi besar sebagai produk unggulan kuliner lokal. Dengan kemasan modern dan strategi pemasaran digital, kue ini bisa menembus pasar nasional bahkan internasional.
Beberapa UMKM bahkan telah mulai menjual kue Apam dalam bentuk beku (frozen food) atau dikeringkan agar bisa bertahan lama.
Upaya ini membuka peluang ekspor ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei yang memiliki kedekatan budaya kuliner.
Pemerintah daerah juga diharapkan memberi dukungan lewat pelatihan UMKM, sertifikasi halal, dan promosi melalui festival kuliner tradisional.
Di era globalisasi, tantangan utama kue tradisional seperti Apam adalah mempertahankan eksistensinya di tengah gempuran makanan cepat saji. Namun, kesederhanaan rasa dan nilai budaya yang terkandung dalam kue ini membuatnya tetap bertahan.
Pakar kuliner dan budaya, Dr. Lestari Ayu, menilai bahwa kue seperti Apam bukan hanya makanan, tetapi juga identitas.
“Kue Apam adalah bagian dari sejarah masyarakat kita. Melestarikannya berarti menjaga memori kolektif dan kebanggaan akan warisan nenek moyang,” ujarnya dalam seminar kuliner di Universitas Lampung.
Kue Apam, meski tampak sederhana, menyimpan kisah panjang budaya dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Dari dapur rumah hingga meja tamu kehormatan, kehadirannya selalu memberi rasa hangat dan kedekatan.
Kini, tugas kita bersama adalah menjaga dan mengenalkannya kepada generasi muda, agar warisan lezat ini tetap hidup dan dinikmati hingga masa depan.*