Ubi Rebus: Camilan Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Modernitas

Manis alami, sehat, dan penuh nostalgia-foto:instagram@makkimbong-
BACA JUGA:Lezat dan Menggoda : Patin Bakar Jadi Primadona Kuliner di Tengah Tren Makanan Sehat
Kandungan seratnya membantu melancarkan pencernaan, sementara beta-karoten yang melimpah berperan penting dalam menjaga kesehatan mata dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Menurut ahli gizi, ubi rebus juga memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi putih, sehingga lebih ramah bagi penderita diabetes jika dikonsumsi dalam porsi yang wajar.
"Ubi rebus adalah pilihan camilan yang baik. Selain rendah lemak, ubi kaya akan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Ini jauh lebih baik daripada camilan kemasan tinggi gula dan garam," jelas dr. Rina Pratiwi, seorang ahli gizi klinis di Jakarta.
Meski secara tradisional hanya direbus dengan air, kini variasi ubi rebus makin beragam.
Beberapa penjual menambahkan sedikit garam atau daun pandan ke dalam air rebusan untuk memperkaya aroma dan rasa.
Ada pula yang mengombinasikan ubi rebus dengan kelapa parut, gula merah cair, atau bahkan dibuat menjadi kolak.
Di beberapa daerah, seperti di Jawa Barat, ubi rebus sering disajikan bersama penganan lain seperti pisang rebus, singkong rebus, dan kacang tanah rebus dalam satu wadah besar, menjadi sajian wajib di acara arisan atau pengajian.
Selain itu, kreasi modern seperti ubi rebus dengan topping keju parut atau kental manis juga mulai bermunculan, menarik minat generasi muda.
Salah satu keunggulan ubi rebus adalah harganya yang sangat terjangkau.
Dengan harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000 per porsi, masyarakat dari berbagai kalangan dapat menikmatinya.
Selain itu, ubi dapat dengan mudah diperoleh di pasar tradisional maupun supermarket.
Ubi lokal seperti ubi cilembu dari Jawa Barat bahkan telah dikenal hingga mancanegara karena rasa manis alaminya yang unik setelah dipanggang atau direbus.
"Kalau di rumah, kami biasa rebus ubi sore-sore. Anak-anak suka sekali, apalagi sekarang banyak varian ubi, dari yang ungu sampai kuning," cerita Ratna Sari, ibu rumah tangga asal Bekasi.
Keberadaan ubi rebus bukan hanya soal makanan, tetapi juga bagian dari upaya melestarikan warisan kuliner tradisional.