Terapi Kanker Kini Minimal Invasif dan Bersifat Personal

Pemeriksaan mammografi.-Foto : ANTARA -
Keuntungannya adalah tingkat akurasi yang tinggi serta dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjutan.
Namun, metode ini juga memiliki kelemahan, seperti risiko perdarahan, infeksi, dan biaya yang lebih tinggi.
Pada pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah atau sedang hamil, tindakan biopsi terbuka juga memerlukan persiapan khusus agar tidak menimbulkan komplikasi.
Masyarakat diimbau untuk tidak takut memeriksakan diri ketika merasakan gejala-gejala yang mengarah ke kanker.
Ketakutan terhadap prosedur biopsi atau pengobatan kemoterapi seringkali menyebabkan pasien datang dalam kondisi yang sudah terlambat.
“Banyak pasien datang setelah tumor membesar atau sudah menyebar ke organ lain. Ini sangat disayangkan. Padahal jika ditemukan lebih awal, tingkat keberhasilan pengobatan sangat tinggi,” jelas dr. Ralph.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi yang berkelanjutan dari tenaga kesehatan, organisasi profesi, hingga media massa, untuk meluruskan informasi yang keliru di masyarakat.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga terus mendorong pemerataan akses terhadap layanan kanker, mulai dari deteksi dini, pengobatan, hingga rehabilitasi.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) turut mengakomodasi pengobatan kanker termasuk kemoterapi, radioterapi, dan beberapa jenis terapi target.
Ke depan, diharapkan semakin banyak fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit daerah yang memiliki layanan deteksi dini kanker serta dukungan terhadap terapi berbasis personal.
“Kanker bukan lagi vonis mati. Dengan kemajuan teknologi, penanganan kanker bisa lebih cepat, nyaman, dan sesuai kebutuhan setiap pasien. Yang paling penting adalah deteksi dini dan keterbukaan untuk menjalani terapi yang disarankan,” pungkas dr. Andhika. (ant)