Musim Pancaroba : Awas Penyakit Musiman Mengintai !

Ilustrasi penyakit ISPA.-Foto : ANTARA -
Selanjutnya menerapkan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk sayuran, buah-buahan, dan protein, meningkatkan asupan vitamin C dari makanan atau suplemen yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menghindari makanan olahan, tinggi gula, dan lemak yang dapat meningkatkan risiko penyakit.
"Untuk mencegah DBD, warga harus menjaga lingkungan tetap bersih terutama menerapkan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur berbagai barang yang memiliki potensi dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD," katanya.Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menyebutkan Kota Palembang memasuki musim pancaroba pada bulan April 2025.
BACA JUGA:Wanita Belitang Dinikahi Bule : Mahar Rumah hingga Saham Bikin Heboh !
BACA JUGA:Cik Ujang Ingatkan BUMD di Sumsel Segera Berbenah : Untuk Menopang PAD !
Terpisah, Kepala Unit Data dan Informasi BMKG SMB II Palembang Sinta Andayani, mengatakan bahwa berdasarkan prakiraan, Kota Palembang memasuki musim pancaroba pada periode bulan April 2025 ini.
Adapun periode masuk musim pancaroba adalah pada pertengahan April sampai bulan Mei 2025.
Terkait ancaman penyakit di musim Pancaroba khususnya ISPA dan DBD, sejumlah warga mengaku mulai lebih waspada dan rutin melakukan pembersihan lingkungan demi mencegah munculnya sarang nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD, sekaligus menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang ISPA.
“Kalau pagi udara dingin, siang panas terik, lalu sore hujan deras. Kondisi seperti ini membuat anak-anak gampang sakit, apalagi kalau daya tahan tubuh menurun,” ungkap Siti, seorang ibu rumah tangga di kawasan Bukit Besar Kota Palembang, Senin (21/4).
Ia berharap pemerintah rutin melakukan fogging di daerah rawan DBD dan juga memperbanyak penyuluhan kesehatan, terutama bagi warga yang memiliki anak kecil dan lansia.
Senada dengan itu, Dedi, warga Kertapati, menilai pentingnya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi sarang penyakit.
“Kami sebagai warga berusaha menerapkan 3M Plus di rumah, tapi tentu perlu dukungan pemerintah juga, seperti pengangkutan sampah tepat waktu dan penyemprotan disinfektan di tempat umum,” ujar Dedi.
Harapan lain juga datang dari kalangan pedagang kaki lima, seperti Hidayat, yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang mengaku, khawatir dengan kesehatan pelanggan dan keluarganya, karena banyak yang mengeluh batuk dan demam saat musim pancaroba ini.
“Saya berharap ada posko kesehatan keliling, jadi masyarakat bisa lebih cepat memeriksa kondisi kesehatannya, terutama anak-anak dan lansia,” katanya.
Wargapun berharap musim pancaroba kali ini bisa dilalui dengan lebih aman dan sehat, asalkan ada kesadaran bersama dalam melakukan pencegahan sejak dini.
Sementara itu, Pemerhati Kesehatan, dr Anton mengatakan, ada 4 jenis penyakit musim Pancaroba yang harus diwaspadai. Hal ini