Kue Wajik Ketan, Cita Rasa Tradisional yang Tak Pernah Pudar

Kue Wajik Ketan bukan sekadar camilan, tapi warisan budaya yang terus hidup dari generasi ke generasi.-foto:Istimewa-
Wajik ketan masih bisa dengan mudah ditemukan di pasar tradisional, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Penjual biasanya membungkusnya dalam plastik bening atau daun pisang, lalu menyajikannya sebagai camilan atau oleh-oleh khas daerah.
Di berbagai festival kuliner nusantara, wajik ketan kerap menjadi sorotan.
Makanan ini tidak hanya membangkitkan nostalgia bagi para pengunjung, tetapi juga menjadi jembatan bagi generasi muda untuk mengenal dan melestarikan makanan tradisional.
“Setiap kali saya makan wajik, saya langsung teringat masa kecil di desa. Aromanya, manisnya, semuanya mengingatkan saya pada ibu,” ungkap Lestari (45), seorang pengunjung di Festival Jajanan Nusantara 2025 di Jakarta.
Di tengah pesatnya perkembangan industri makanan, keberadaan kue wajik ketan menjadi pengingat pentingnya menjaga warisan kuliner Indonesia.
Generasi muda diharapkan tak hanya menikmati kue ini, tetapi juga belajar membuatnya sebagai bagian dari pelestarian budaya.
Beberapa komunitas pecinta kuliner bahkan rutin mengadakan workshop membuat wajik ketan untuk anak-anak sekolah, agar mereka tak hanya mengenal makanan dari luar negeri, tetapi juga bangga terhadap jajanan lokal.*