Tanggapi Insiden Jenazah Diangkut Mobil Pick-up : Enos Minta Evaluasi Total Pelayanan RSUD Martapura !

Bupati OKU Timur Lanosin Hamzah. -Foto : Ardie-
Langkah cepat ini diambil untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap RSUD Martapura, yang selama ini menjadi rumah sakit rujukan utama di wilayah OKU Timur.
Menanggapi insiden tersebut, Direktur RSUD Martapura, dr. Dedy Damhudy, menyatakan bahwa dirinya telah resmi mengundurkan diri dari jabatannya.
BACA JUGA:Banyuasin Masuk 3 Besar Penghasil Gabah Nasional : Optimis Dukung Swasembada Pangan !
BACA JUGA:Kapolres OKU Ingatkan Warga Waspada Cuaca Ekstrem : 11 Kecamatan Ditetapkan Rawan Bencana !
Surat pengunduran diri telah diserahkan kepada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) OKU Timur sebagai bentuk tanggung jawab moral atas kejadian memalukan ini.
"Benar, saya telah menyerahkan surat pengunduran diri hari ini. Ini bentuk tanggung jawab saya sebagai pimpinan rumah sakit atas kesalahan staf dan sistem pelayanan di bawah saya," kata Dedy.
Ia berharap pengunduran dirinya menjadi langkah awal agar rumah sakit tersebut dapat berbenah secara lebih serius, serta menghapus kesan negatif di tengah masyarakat yang kini terlanjur kecewa.
Video viral ini mendapatkan perhatian luas dari publik. Banyak warga menyayangkan bagaimana pelayanan rumah sakit sebesar RSUD Martapura bisa mengalami kelalaian mendasar seperti kekosongan bahan bakar pada kendaraan ambulans.
BACA JUGA:Desa Peninggalan Kecamatan Tungkal Jaya Dilanda Banjir
BACA JUGA:Pimpin Langsung Apel Gabungan : Ini Pesan Bupati HM Toha !
"Itu bukan masalah teknis biasa. Dalam situasi duka seperti itu, keluarga pasien harusnya dibantu, bukan malah dipersulit. Ini memalukan dan menyakitkan," ujar Rian, warga Martapura yang mengomentari video tersebut di media sosial.
Sementara itu, tokoh masyarakat dan aktivis kesehatan daerah, Ahmad Yazid, menilai bahwa kejadian ini adalah puncak dari akumulasi lemahnya pengawasan dan ketidakpastian SOP di rumah sakit.
"Jangan sampai hanya jadi momen pencitraan. Kami ingin ada perubahan nyata, bukan sekadar permintaan maaf. Masyarakat butuh rumah sakit yang responsif, apalagi dalam keadaan darurat," ujarnya.
Menanggapi berbagai kritik dan harapan masyarakat, Bupati Lanosin menyatakan bahwa pihaknya juga akan membentuk tim audit independen yang melibatkan unsur inspektorat, dinas kesehatan, serta lembaga pengawas eksternal. Tujuannya untuk mengungkap secara objektif sumber masalah dan menyusun langkah korektif yang tepat.
Pemerintah juga akan membuka jalur pengaduan langsung dan cepat tanggap bagi masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan atau saran terkait pelayanan rumah sakit, termasuk kemungkinan membentuk Layanan Tanggap Darurat Kesehatan (LTDK) yang dapat diakses melalui hotline 24 jam.