Kapolres OKU Ingatkan Warga Waspada Cuaca Ekstrem : 11 Kecamatan Ditetapkan Rawan Bencana !

Banjir melanda kawasan RS Bungur, Kabupaten OKU pada Minggu (6/4/2025). -Foto : Eco Marleno-
Secara terpisah, Kepala BPBD OKU Januar Efendi menyatakan bahwa hingga awal April 2025, pihaknya telah memetakan 11 kecamatan di Kabupaten OKU yang masuk kategori rawan bencana banjir dan tanah longsor selama musim hujan.
Kecamatan tersebut meliputi: Muara Jaya, Ulu Ogan, Pengandonan, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Peninjauan, Lengkiti, Kedaton Peninjauan Raya, dan Lubuk Raja.
BACA JUGA:Bupati Edison Harap ASN Tingkatkan Etos KerjaBACA JUGA:Bupati Edison Harap ASN Tingkatkan Etos Kerja
BACA JUGA:Eksekutif dan Legislatif Muba Matangkan RPJMD 2025–2029 : Bahas 7 Isu Strategis !
“Letak geografis beberapa kecamatan tersebut berada di lereng bukit dan dekat Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan, sehingga memiliki risiko tinggi saat terjadi hujan deras,” ungkap Januar.
Ia menambahkan bahwa pada periode Januari-Maret 2025, telah terjadi tujuh kejadian bencana, termasuk banjir yang merendam permukiman warga dan tanah longsor yang memutus akses jalan desa.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD OKU telah mendirikan sejumlah posko penanggulangan bencana di wilayah rawan, lengkap dengan alat berat, perahu karet, tenda darurat, logistik, dan tenaga relawan.
“Kami terus siaga 24 jam. Jika terjadi bencana, tim akan segera diterjunkan untuk melakukan evakuasi, bantuan medis, serta distribusi logistik,” jelas Januar.
BACA JUGA:Tingkatkan Profesionalisme di Era Digital
BACA JUGA:Hindari Denda : Ratusan Warga Prabumulih Serbu Kantor Samsat !
Tak hanya itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga terus digencarkan, terutama tentang tanda-tanda awal tanah longsor dan banjir, serta prosedur evakuasi darurat.
Sinergi antara Polres OKU dan BPBD menjadi contoh nyata pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem. Kapolres OKU menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya mengandalkan patroli dan imbauan, tetapi juga siap menerjunkan personel apabila dibutuhkan untuk evakuasi warga, pengamanan lokasi, hingga distribusi bantuan.
“Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami. Semua jajaran sudah kami arahkan untuk respons cepat dan koordinasi intensif dengan pihak kecamatan dan desa,” tegas AKBP Endro.
Sementara itu, sejumlah relawan dan komunitas masyarakat di desa-desa rawan bencana juga turut dilibatkan dalam pemantauan kondisi lingkungan. Sistem pelaporan berbasis warga dinilai efektif dalam mengurangi keterlambatan penanganan bencana.
Kapolres mengingatkan agar masyarakat tidak menganggap remeh kondisi cuaca saat ini, karena perubahan iklim global menyebabkan pola hujan semakin sulit diprediksi. Kadang hujan ekstrem terjadi mendadak, disertai angin kencang dan petir yang dapat membahayakan jiwa.