Kerupuk Mihun Camilan Tradisional yang Kembali Populer di Tengah Gempuran Makanan Modern
BACA JUGA:Wafer: Camilan Renyah yang Disukai Semua Kalangan
Di media sosial, kerupuk mihun mulai menjadi bahan konten yang banyak diulas oleh food blogger dan influencer kuliner.
Banyak dari mereka yang membandingkan jenis kerupuk mihun dari berbagai daerah—seperti kerupuk mihun khas Padang yang lebih tebal dan gurih, dengan kerupuk mihun Jawa yang lebih tipis dan renyah.
Konten semacam ini sukses menarik perhatian generasi muda yang sebelumnya mungkin kurang akrab dengan camilan satu ini.
Salah satu influencer kuliner, Nia Rachmawati (@niamakanapa), bahkan membuat video khusus tentang kerupuk mihun dan berhasil mendapatkan lebih dari 1 juta penayangan.
"Saya kaget banget ternyata banyak followers yang kangen sama kerupuk mihun, bahkan ada yang cerita dulu waktu SD sering beli di warung depan sekolah," ujar Nia saat diwawancarai.
Selain sebagai camilan, kerupuk mihun kini juga dikreasikan menjadi bahan dasar berbagai makanan kekinian. Misalnya, kerupuk mihun yang dihancurkan kemudian dicampur dengan bumbu rujak atau sambal petis.
Beberapa kedai makanan ringan bahkan menjual “kerupuk mihun bumbu pedas” sebagai menu andalan.
Ahli gizi, Dr. Reza Mahendra, menjelaskan bahwa meskipun kerupuk mihun bukan makanan yang kaya nutrisi, namun tidak masalah dikonsumsi dalam jumlah wajar.
"Kerupuk mihun memang tinggi kalori dan rendah protein, namun tidak berbahaya jika hanya dikonsumsi sebagai selingan, bukan makanan utama. Yang penting perhatikan frekuensinya dan hindari konsumsi berlebihan," jelasnya.
Kepopuleran kerupuk mihun juga membawa berkah ekonomi bagi para produsen rumahan.
Di beberapa daerah seperti Tasikmalaya, Klaten, dan Palembang, produksi kerupuk mihun meningkat pesat, bahkan diekspor ke luar negeri untuk memenuhi permintaan dari komunitas diaspora Indonesia.
Pemerintah daerah pun mulai melirik kerupuk mihun sebagai potensi produk unggulan UMKM.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan di beberapa kota memberikan pelatihan dan bantuan modal kepada pelaku usaha kecil untuk meningkatkan kualitas dan pengemasan produk kerupuk mihun agar mampu bersaing di pasar modern dan internasional.
Menurut Kepala Disperindag Klaten, Bapak Hadi Santoso, kerupuk mihun memiliki peluang besar untuk menembus pasar ekspor.