Jelang Hari Raya Idul Fitri, Harga Cabai di Prabumulih Mulai Naik

Jelang Hari Raya Idul Fitir Harga Cabai di Prabumulih mulai alami kenaikan Harga.-Foto : Prabu Agustian-

Ini juga berlaku untuk sayuran lainnya. 

"Masyarakat mengurangi jumlah yang dibeli. Jika biasanya beli bawang 1 kg, sekarang menjadi setengah kilo," ungkap Jemmy.

BACA JUGA:Balek Dusun, Edison Rayakan Malam Nuzulul Quran di Desa Banuayu

BACA JUGA:Pegawai RS dr. Sobirin Muara Beliti Keluhkan Biaya Parkir

Sementara, Rosi, salah satu pembeli yang ditemui di pasar, mengungkapkan kekecewaannya terhadap tingginya harga sayur dan bumbu dapur.

Ia mengaku bahwa jatah belanjanya kini berkurang drastis. "Biasanya uang Rp100 ribu sudah dapat banyak bahan dan sayur, sekarang hanya separuhnya saja," gerutunya.

Rosi menambahkan bahwa harga bawang merah yang semakin tinggi membuatnya merasa "nangis" dan berharap agar harga-harga sembako segera turun. "Semoga saja cepat turun, bersama dengan harga sembako lain," tutupnya.

Kenaikan harga cabai dan sayuran di Prabumulih ini diduga akibat beberapa faktor, termasuk cuaca yang tidak menentu, hasil panen yang menurun, serta biaya distribusi yang semakin meningkat.

BACA JUGA:Raja Seafood, Surga Kuliner Laut di Lubuklinggau dengan Rasa Juara dan Harga Terjangkau

BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Siapkan Rp 22,6 Miliar untuk THR ASN dan PPPK

Para agen dan distributor juga mengonfirmasi bahwa mereka terpaksa menaikkan harga jual kepada pedagang akibat biaya operasional yang membengkak.

Cuaca yang tidak menentu, terutama hujan yang sering turun, menyebabkan banyak petani kesulitan dalam menghasilkan sayuran dalam jumlah yang cukup.

Hal ini berdampak pada pasokan yang berkurang di pasar, sehingga harga menjadi lebih tinggi.

Selain faktor cuaca, biaya transportasi dan distribusi juga berkontribusi pada kenaikan harga.

Dengan meningkatnya harga bahan bakar dan ongkos angkut, para distributor harus menaikkan harga jual untuk tetap mendapatkan keuntungan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan