Waspada Bencana Alam Mengintai : Potensi Banjir dan Longsor Pertengahan Maret 2025

Banjir dan longsor mulai terjadi di sejumlah daerah di Sumsel karena cuaca ekstrem dalam beberapa minggu belakangan. -Foto : Disway-

Rizki, salah seorang warga Palembang  menyatakan, bahwa peringatan BMKG sangat membantu warga dalam mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan banjir.

Namun, ia berharap pemerintah lebih sigap dalam menangani dampak cuaca ekstrem.

"Peringatan BMKG ini bagus, setidaknya kami bisa lebih waspada. Tapi yang kami harapkan, pemerintah juga segera melakukan tindakan pencegahan, seperti memastikan drainase tidak tersumbat dan menyiapkan lokasi pengungsian jika banjir benar-benar terjadi," ujar Rizki, Rabu (12/3). 

Hal senada disampaikan Anita, warga Kabupaten Musi Banyuasin, yang menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur di daerahnya.

Menurutnya, banjir kerap terjadi karena buruknya sistem drainase dan kurangnya perhatian terhadap kondisi sungai.

"Di tempat kami, kalau hujan deras lebih dari dua jam saja, jalanan sudah tergenang. Sungai-sungai juga sering meluap. Kami berharap ada pengerukan sungai dan perbaikan drainase sebelum banjir makin parah," kata dia.

Amir, warga Muara Enim mengajak warga untuk lebih aktif dalam upaya mitigasi bencana dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.

"Dalam kondisi cuaca ekstrem saat ini, berapa perlunya menjaga lingkungan bersih seperti  saluran air dan tidak membuang sampah pada sembarangan. Artinya dibutuhkan kesadaran dari masyarakatnya juga selain itu tindakan nyata pemerintah," tandasnya.

Semen itu, adan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan telah menyiagakan personel dan peralatan pendukung untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor di wilayah itu.

Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyabana di Palembang, belum lama ini mengatakan, dalam mengantisipasi banjir dan tanah longsor, BPBD Sumsel telah menyiagakan kurang lebih 100 personel dan peralatan, seperti perahu karet sebanyak lima unit, perahu polietilen tiga unit, dan pelampung 40 unit.

Kemudian, selimut sebanyak 758 lembar, senter, spatin, interpal hujan sebanyak 360 unit, tenda pengungsi untuk penanganan banjir sebanyak enam unit, sepatu petugas di lapangan 105 pasang, dayung, dan jas ujan.

"Sebanyak 100 personil itu yang ada di provinsi, kalau di wilayah seperti OKI, kami menerjunkan kawan-kawan satgas membantu, di Palembang juga kami bantu dalam hal penangan banjir kemarin," katanya.

Untuk penanganan jika terjadi bencana tanah longsor, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum untuk menggunakan alat berat membersihkan sisa-sisa tanah longsor.

"BPBD ini tidak memiliki alat, sehingga jika terjadi longsor kami akan berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum untuk menggunakan alat berat," ujarnya.

BPBD Sumsel juga sudah melakukan pemetakan terhadap daerah rawan banjir. Untuk saat ini terdapat delapan daerah, yaitu Kabupaten Musi Rawas Utara, Musi Rawas, Pematang Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Banyuasin, Banyusin, Ogan Komering ulu (OKU), Kota Prabumulih, dan Palembang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan