Kue Kojo : Sajian Tradisional yang Tak Terpisahkan dari Hari Raya

Kue Kojo, sajian tradisional dengan aroma pandan yang khas, selalu hadir di setiap momen spesial-foto:instagram@inachen08-
KULINER,KORANPALPOS.COM - Hari Raya merupakan momen spesial bagi masyarakat Indonesia, di mana kebersamaan dan tradisi kuliner menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Salah satu sajian khas yang selalu hadir di meja saat perayaan Idul Fitri atau Idul Adha, khususnya di Sumatra Selatan dan sekitarnya, adalah Kue Kojo.
Kue berwarna hijau dengan aroma pandan yang khas ini memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut yang menggugah selera.
Kue Kojo, atau sering juga disebut Kue Kemojo, merupakan makanan khas dari Palembang dan daerah sekitarnya seperti Jambi dan Riau.
BACA JUGA:Pindang Ikan Salai : Kuliner Khas dengan Cita Rasa Unik yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Lontong : Kuliner Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Tren Makanan Modern
Nama "Kojo" diyakini berasal dari kata "kemboja," merujuk pada bunga kamboja yang konon menjadi inspirasi dalam pembuatannya.
Bentuk asli kue ini sering kali menyerupai kelopak bunga, meskipun kini lebih umum dibuat dalam loyang persegi atau bundar.
Kue ini telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Melayu, sering disajikan dalam berbagai acara adat, pernikahan, dan tentu saja Hari Raya.
Dengan bahan utama yang sederhana seperti telur, santan, tepung terigu, dan daun pandan, Kue Kojo tetap bertahan sebagai sajian favorit yang diwariskan turun-temurun.
BACA JUGA:Combro : Jajanan Tradisional Sunda yang Tetap Populer di Era Modern
BACA JUGA:Beng Beng Drink : Minuman Cokelat Kekinian yang Semakin Populer di Indonesia
Kue Kojo tidak hanya sekadar makanan pelengkap, tetapi juga memiliki nilai filosofis dalam budaya masyarakat setempat.
Warna hijau yang khas melambangkan kesuburan dan kehidupan baru, yang sesuai dengan makna Hari Raya sebagai momen kemenangan dan kebersihan jiwa.