Nilai Tukar Petani Sumsel Naik 0,45 Persen : Kenaikan Harga Komoditas Jadi Faktor Utama !

Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto.-Foto : ANTARA -

Kenaikan harga komoditas-komoditas tersebut memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani, yang pada gilirannya berkontribusi pada meningkatnya nilai tukar petani.

"Komoditas seperti karet dan cabai merah, misalnya, mengalami lonjakan harga yang cukup tinggi. Hal ini membuat pendapatan petani meningkat meskipun ada beberapa faktor lain yang mengimbangi," kata Wahyu.

Menurut Wahyu, subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen, yang menunjukkan adanya perbaikan di sektor ini.

Sektor hortikultura, yang mencakup komoditas seperti cabai, terung, dan durian, mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan dengan kenaikan mencapai 11,31 persen.

Selain itu, subsektor perkebunan, yang di dalamnya termasuk karet, juga tercatat naik sebesar 0,20 persen.

Sementara itu, subsektor peternakan dan perikanan juga mengalami peningkatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,39 persen dan 0,65 persen.

Tidak hanya itu, subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya juga menunjukkan hasil yang positif dengan kenaikan masing-masing 0,38 persen dan 1,00 persen.

"Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa subsektor yang angkanya di bawah 100, seluruh subsektor pertanian di Sumsel tercatat mengalami kenaikan," jelas Wahyu.

Meski ada kenaikan yang tercatat pada beberapa subsektor, BPS Sumsel juga mencatat bahwa beberapa subsektor masih berada di bawah angka 100.

Ini menunjukkan bahwa ada beberapa biaya yang dikeluarkan oleh petani yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga komoditas yang mereka terima.

Beberapa subsektor yang mengalami hal ini antara lain subsektor tanaman pangan dan beberapa subsektor lainnya.

"Di beberapa subsektor, meskipun harga komoditas naik, tetapi biaya yang harus dikeluarkan petani untuk pupuk, sewa tanah, serta biaya produksi lainnya cukup besar. Ini menyebabkan nilai tukar di subsektor tersebut masih berada di bawah 100," ujar Wahyu.

Sementara itu, sektor pertanian di Sumsel juga menghadapi beberapa tantangan terkait kenaikan biaya produksi.

Beberapa biaya yang mengalami peningkatan signifikan pada Januari 2025 antara lain harga pupuk, bensin, benih padi, bibit karet, dan sewa tanah persawahan.

Kenaikan harga-harga ini menjadi beban tambahan bagi petani, meskipun ada peningkatan pendapatan dari hasil komoditas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan