Jadikan Transportasi Publik Pilihan Warga Palembang : Terkait Kota Termacet ke-8 di Asia Tenggara !
Kondisi lalulintas di Kota Palembang yang padat dan kerab timbulkan macet. -Foto : Disway-
Selain itu, ada keinginan untuk melihat upaya konkret dari pemerintah daerah dalam mengatur jumlah kendaraan, seperti melalui kebijakan pembatasan kendaraan pada jam-jam sibuk atau promosi penggunaan transportasi umum.
Beberapa warga lainnya juga berharap agar proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang ada dapat selesai tepat waktu, agar kemacetan bisa berkurang dan kualitas hidup warga Palembang bisa meningkat.
"Saya berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan proyek jalan dan jembatan yang tengah dikerjakan, serta memprioritaskan pembangunan transportasi massal agar mobilitas warga lebih lancar," ungkap Aty, warga Perumnas.
Terkait tingkat kemacetan ini, dari pantauan Palpos, sejumlah langkah telah diambil oleh pemerintah di berbagai negara untuk mengatasi kemacetan, antara lain:
Pengembangan transportasi umum seperti MRT, LRT, dan BRT untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Peningkatan infrastruktur jalan dengan pembangunan flyover, underpass, dan jalan tol dalam kota.
Kebijakan ganjil-genap dan sistem jalan berbayar untuk mengurangi volume kendaraan di jalanan utama.
Penggunaan teknologi lalu lintas pintar, seperti lampu lalu lintas adaptif yang menyesuaikan durasi berdasarkan kepadatan kendaraan.
Kampanye kesadaran masyarakat untuk lebih menggunakan transportasi umum atau berbagi kendaraan (carpooling).
Terpisah, Kasatlantas Polrestabes Palembang, Sumatera Selatan AKBP Yenny Diarti membantah hasil suvei dari Tomtom Traffic Index tahun 2024 yang menyebutkan Palembang merupakan kota termacet nomor delapan di Asia Tenggara.
"Lalu lintas di Kota Palembang sudah jauh lebih baik dengan didukung pembangunan infrastruktur dan rekayasa lalu lintas," kata Kasatlantas Polrestabes Palembang AKBP Yenny Diarti di Palembang, Senin.
Menurutnya, survei yang beredar di media sosial menyatakan Kota Palembang masuk dalam urutan nomor delapan kota termacet di Asia Tenggara dengan durasi kemacetan mencapai 27 menit 55 detik, berhasil mengalahkan kemacetan Jakarta.
“Untuk arus lalu lintas Kota Palembang sudah sangat jauh lebih baik ya, karena ada beberapa rekayasa lalu lintas yang sudah kita lakukan di beberapa titik kemacetan yang selama ini mungkin kita rasakan, mungkin di sekitaran jalan Kolonel Haji Burlian, pasar KM 5, kemudian di sekitaran jalan Angkatan 66 yang selama ini sudah terbantu dengan pembangunan flyover," katanya.
Kendati demikian, menurutnya, keberadaan sejumlah sekolah di pinggir jalan raya yang tidak memiliki fasilitas kantong parkir.
Sehingga masih menjadi atensi petugas, sebab kerap menyebabkan penumpukan kendaraan di bahu jalan pada jam sibuk saat masuk dan kepulangan siswa saat sekolah.