BGN Resmi Tunda Program MBG di Sumsel : Ini Alasannya !
Siswa menyantap makanan bergizi gratis dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri 25 Palembang, Sumatera Selatan.-Foto : ANTARA -
Meski demikian, Evi menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian dari BGN apakah akan ada tambahan daerah yang ikut serta dalam tahap ketiga ini, terutama bagi wilayah yang sebelumnya sudah berpartisipasi dalam tahap kedua.
Program Makan Bergizi Gratis merupakan bagian dari program nawacita Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan gizi masyarakat, terutama bagi anak-anak usia sekolah.
BACA JUGA:Pemkot Palembang Salurkan Bantuan Sembako bagi Anak Yatim
BACA JUGA:Pamerkan Arsip Kenangan Perang 5 Hari 5 Malam
PPJI menjadi mitra utama dalam mengolah, memasak, dan mendistribusikan makanan dalam program ini.
Sejak tahap pertama pada 6 Januari 2025, program MBG telah berjalan di beberapa titik di Sumsel.
Kala itu, satu titik dapur didirikan di Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, yang melayani lima sekolah dengan total 2.944 siswa, yakni TK Panca Bakti 26, SDN 25, SDN 24, SMPN 33, dan SMPN 19.
Pada tahap kedua, yang dimulai pada 13 Januari 2025, sembilan titik dapur tambahan mulai beroperasi.
Lokasi tersebut mencakup Kecamatan Sukarame, Kota Palembang; dua titik di Kota Lubuklinggau; serta masing-masing satu titik di Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, dan OKI.
"Dari pengalaman tahap pertama dan kedua, kami terus mengevaluasi agar program ini berjalan lebih baik. Oleh karena itu, penundaan pada tahap ketiga ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua dapur yang ditunjuk telah siap melayani masyarakat dengan makanan sehat dan berkualitas," tambah Evi.
Penundaan program MBG tahap ketiga ini menuai berbagai tanggapan dari masyarakat.
Banyak pihak yang mendukung langkah ini, dengan alasan bahwa kesiapan yang matang akan berdampak lebih baik bagi kelancaran program.
"Kami tentu berharap program ini bisa segera berjalan karena sangat membantu anak-anak kami dalam mendapatkan makanan sehat di sekolah. Namun, jika penundaan ini untuk memastikan kualitas layanan, tentu kami mendukung," ujar Rina, seorang ibu dari siswa penerima manfaat di Palembang.
Sementara itu, seorang guru SD di OKU Timur, Budi Santoso, menyampaikan bahwa program MBG sangat membantu siswa yang kurang mampu mendapatkan asupan gizi yang baik.
"Sejak program ini berjalan, banyak siswa yang terlihat lebih aktif dan semangat belajar. Kami harap ke depannya program ini bisa diperluas dan semakin banyak sekolah yang menerima manfaatnya," tutur Budi.