Orang Tua Harus Mengontrol Penggunaan Gawai Anak
Ilustrasi anak-anak asyik dengan gawainya.-Foto : ANTARA -
"Jika orang tua dapat membuat kesepakatan yang jelas dengan anak, misalnya menetapkan jam tertentu untuk belajar dan jam tertentu untuk bermain gim, maka anak akan merasa lebih terkontrol tanpa merasa dikekang," kata Sani.
Menurutnya, kunci utama adalah menciptakan keseimbangan antara waktu belajar dan waktu bermain.
BACA JUGA:Manfaat Pare : Si Pahit yang Kaya Khasiat untuk Kesehatan
BACA JUGA:Ini Target Batas Aman Hindari Risiko Sindrom Metabolik
Penggunaan gawai untuk belajar harus didorong, namun orang tua juga harus memastikan bahwa waktu yang digunakan untuk hiburan tidak berlebihan.
Dengan menetapkan aturan yang jelas, anak pun bisa belajar untuk bertanggung jawab atas penggunaan waktu dan teknologi yang mereka miliki.
Selain itu, Sani juga menyarankan teknik pengawasan yang disebut dengan "push and pull", yang artinya memberikan kepercayaan kepada anak tetapi tetap melakukan pengawasan.
Orang tua harus memberi kesempatan kepada anak untuk mengatur sendiri kegiatan mereka dengan batasan yang telah disepakati bersama, tetapi juga harus tetap memantau agar anak tidak terjebak dalam kegiatan yang tidak produktif.
"Jangan sampai anak bilang sudah mengerjakan tugas, tetapi hasilnya tidak ada. Orang tua tetap harus melihat proses dan hasilnya. Jangan hanya percaya begitu saja, tetapi juga lakukan pengawasan agar anak tetap berada di jalur yang benar," tegasnya.
Dengan demikian, orang tua tidak hanya bertindak sebagai pengatur waktu, tetapi juga sebagai pengawas yang aktif dalam memastikan bahwa anak menggunakan gawai dengan cara yang konstruktif.
Hal ini, menurut Sani, akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak yang sehat dan produktif.
Sani juga menyarankan agar orang tua menetapkan batasan usia yang sesuai untuk penggunaan gawai.
Ia menyatakan bahwa anak-anak usia sekolah dasar sudah diperbolehkan untuk menggunakan gawai, namun penggunaannya harus diawasi dan dibatasi.
Gawai harus digunakan untuk mendukung kegiatan pendidikan dan interaksi sosial anak, bukan untuk kegiatan yang hanya bersifat hiburan semata.
"Anak usia sekolah dasar boleh menggunakan gawai, tetapi dengan pengawasan ketat. Mereka bisa menggunakannya untuk belajar atau berinteraksi sosial dengan teman-temannya, namun tetap dalam batasan waktu yang sehat," ujar Sani.